Tuding Menteri Puan Pembohong, Kasatpol PP Nunukan Terancam Pidana
"Menteri Puan Maharani yang cantik jelita yang datang kemari, bote (bohongi, red) kita semua," ujar Kasatpol PP dan Linmas Nunukan, Robby Nahak Serang
Editor: Y Gustaman

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Kepala Satpol PP dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, Robby Nahak Serang, terancam dipidanakan.
Robby menuding Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, dituding berbohong terkait pelaksanaan Program Poros Sentra Pelatihan dan Pemberdayaan Daerah Perbatasan.
Politikus PDI Perjuangan Kalimantan Utara, Niko Hartono, membenarkan program tersebut diresmikan Menteri Puan pada Selasa (16/2/2016). Namun, pernyatan Robby ngawur dan secara substansi tak berhubungan dengan Puan Maharani.
"Ibu Puan itu cuma meresmikan, yang menjalankan ya tim itu sendiri. Ada miskomunikasi di sini. Perlu diralat pembicaraan ini," ujar Niko yang juga Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Nunukan itu, Jumat (8/4/2016).
Sebelumnya, Robby menegaskan telah menarik seluruh personelnya yang bertugas menjaga rumah susun sewa sederhana yang menampung buruh migran Indonesia akibat dideportasi Negara Bagian Sabah, Malaysia.
Robby terpaksa menarik personelnya dari Program Poros Sentra Pelatihan dan Pemberdayaan Daerah Perbatasan karena menilai program yang maksud hanya pembohongan.
"Dagelan apa lagi ini negara ini? Mulai dari Menteri Puan Maharani yang cantik jelita yang datang kemari, bote (bohongi, red) kita semua. Tambah lagi mereka datang ke sini, launching begini-begini, pembote semua itu," kata dia sambil menambahkan program tersebut tak jelas.
"Ini program enggak benar, periksa saja semua. Saya tunggu rapat ini, saya mau bilang kalau semua pembohong. Kalau ada Puan sekalipun saya akan bilang, apa kau ini? Pembohong kalian semua," tegas dia.
Niko menyayangkan pernyataan Robby yang merupakan aparatur sipil negara. Pernyataan itu dinilainya merendahkan martabat sebagai aparatur sipil negara.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Kalimantan Utara itu akan membwa persoalan ini ke ranah hukum.
"Kami akan rapat internal dulu. Dia harus bisa bertanggung jawab. Harus dia ralat. Kalau tidak, siap-siap saja kalau ada baju cokelat ambil dia," ancam Niko.
Moses, kader PDI Perjuangan lainnya, menuding Robby telah mencemarkan nama baik seseorang sehingga wajib ditindaklanjuti secara hukum.
"Lain yang gatal, lain yang digaruk. Pencemaran nama baik ini masuknya. Kami rapatkan dulu untuk langkah ke hukum," kata Moses.
Niko membantah jika Program Poros Sentra Pelatihan dan Pemberdayaan Daerah Perbatasan adalah pembohongan.
"Saya katakan ini bukan program bohong. Ada programnya, berjalan, hanya harus ada evaluasi. Kalau dia (Robby, red) mengatakan bohong, dia juga perlu dievaluasi," kata Niko.