Samsuri, Kakek Sebatang Kara yang Tinggal di Gubuk Kawasan Elite
Namun lelaki yang kini berusia 70 tahun lebih, harus tinggal di gubuk yang ia bangun di atas sepetak tanah, entah milik siapa.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB - Samsuri warga asli Madiun Jawa Timur sudah 50 tahun menetap di Kabupaten Berau.
Namun lelaki yang kini berusia 70 tahun lebih, harus tinggal di gubuk yang ia bangun di atas sepetak tanah, entah milik siapa.
Bangunan tak layak huni yang dianggap sebagai rumahnya itu berdiri dikelilingi komplek perumahan mewah di Jalan Ashowah dan hanya berjarak beberapa ratus meter dari rumah pribadi bupati Berau.
Meski banyak warga menengah ke atas yang tinggal di komplek itu, namun hanya sedikit yang memberikan perhatian pada Samsuri.
Samsuri pernah memiliki sebidang tanah dan rumah di Jalan Durian, kawasan yang strategis.
Namun menurut penuturan Samsuri, rumah yang dibangun dari hasil kerja kerasnya di masa muda itu habis terbakar.
“Sejak rumah saya terbakar, saya jadi kuli bangunan. Kerja membangun rumah orang,” ujar Samsuri lirih.
Meski begitu, Samsuri sempat berusaha bangkit dan membeli sepetak lahan dan membangun rumah baru.
Namun nasib tragis kembali menimpanya. Rumah keduanya pun berubah menjadi arang karena musibah kebakaran.
Usia Samsuri yang sudah tidak produktif lagi memaksanya bekerja apa saja demi sesuap nasi, termasuk menjadi kuli bangunan.
Namun di usia senjanya, jangankan untuk bekerja, sekadar berbaring saja membuat tubuhnya sakit.
Samsuri mengaku kerap mengalami sakit di bagian perut, nyeri sendi dan asam urat.
Namun karena hidup sebatang kara dan miskin, untuk berobat, Samsuri terpaksa meminta ongkos kepada Ketua RT tempatnya tinggal.