Aksi Heroik Daffa dan Kesadaran Pesepeda Motor Terhadap Hak Pedestrian
Karena aksinya tersebut, Daffa kini menjadi buah bibir di jejaring sosial maupun di sejumlah media nasional.
Penulis: Rendy Sadikin
Meski dikenal bandel dan hiperaktif, siswa kelas IV tersebut justru disayang oleh guru-gurunya.
Guru pun mengenalnya sebagai bocah yang berani.
Berani bertanya dan berani ungkapkan perasaannya.
Begitu foto Daffa muncul di koran Tribun Jateng sontak teman-temannya di sekolah dan guru-guru pun membicarakannya.
Pagi itu, Daffa masuk sekolah seperti biasa.
Dia juga tidak terlihat terganggu dengan perbincangan di sekolah atas aksinya.
Bahkan dengan polos, ia memamerkan foto-fotonya yang termuat di Tribun Jateng ke hadapan guru-gurunya.
"Bu Guru, fotoku masuk Tribun! Ini lo, Bu, fotoku," kata Daffa antusias.
Celoteh Daffa membuat Barokah, guru pelajaran Agama Islam, tersenyum sembari geleng-geleng kepala.
"Nasibmu apik men, Le," komentar Barokah.
Barokah mengenal Daffa sejak kelas I hingga kelas III karena dia mengajar pelajaran Agama Islam.
Di sekolah, menurut Barokah, Daffa dikenal sebagai anak bandel lantaran sering jahil terhadap teman dan guru-gurunya.
"Bandelnya luar biasa. Kalau sedang di kelas, dia sering klotekan atau menggeser-geser meja. Atau kalau lagi nggak mood mengikuti pelajaran, Daffa sering mengganggu temannya atau kadang-kadang tiduran di bawah meja. Sekolah juga sering memanggil orangtua Daffa (untuk membahas anak itu)," ujarnya.
Pada awalnya, kata Barokah, teman sekolah dan guru merasa jengkel dengan sikap Daffa tersebut.