Istri Lambas Simanungkalit Ingin Jenguk ke Malaysia
Teti Elfrida, istri Lambas Simanungkalit berharap dapat menjenguk sang suami yang tertembus peluru di bagian ketiak sebelah kiri itu.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Lambas Simanungkalit, anak buah kapal (ABK) tugboat TB Henry, yang jadi korban penembakan kelompok militan Abu Sayyaf, masih dirawat di sebuah rumah sakit di Sabah, Malaysia.
Sang istri, Teti Elfrida, berharap dapat menjenguk sang suami yang tertembus peluru di bagian ketiak sebelah kiri itu.
Ibu dua anak tersebut juga meminta Kementerian Luar Negeri terus memantau perawatan suaminya hingga sembuh total.
Pihak perusahaan pemilik kapal TB Henry dan kapan tongkang Christi, tampak berkunjung ke rumah Teti.
Rumah Teti Elfrida di kompleks perumahan Purnama Sari Blok C, RT 35, No 14, Kelurahan Basirih, Banjarmasin Barat, Selasa (19/4/2016) terus kebanjiran tamu.
Kerabat dan tetangga datang berkunjung ke rumah itu, termasuk para guru serta murid TK tempat bersekolah Rachel, anak pasangan Lambas-Teti.
Mereka turut mendoakan Lambas agar segerta sembuh dan dapat berkumpul kembali dengan keluarganya.
"Saya dan anak-anak dari TK ini memberi dukungan kepada anak Ny Teti. Kami memberikan dukungan agar diberikan ketabahan," ujar seorang guru.
Dalam kesempatan itu dua utusan dari PT Global Trans Jakarta mengajak Teti Elfrida untuk berdoa bersama.
"Pokoknya semua saya serahkan kepada pihak perusahaan. Menurut utusan perusahaan yang datang ke sini tadi, suami saya sudah dalam kondisi stabil," kata Teti Elfrida.
Namun sejauh ini Teti masih belum bisa berkomunikasi langsung melalui telepon dengan suaminya. Oleh karena itu ia berharap pihak perusahaan dapat memfasilitasi dirinya untuk menjenguk Lambas di rumah sakit.
"Harapan kami seperti itu. Pihak perusahaan masih mengusahakan. Mudah-mudahan bisa," katanya.
Perusahaan mengutus dua orang yang menggunakan mobil Nissan Gand Livina B 1713 PKU. Mereka tidak bersedia memberi keterangan apapun kepada wartawan.
Seperti diberitakan TN Henry dan kapal tongkang Christi disergap tujuh orang pria bersenjata di perairan perbatasan Filipina-Malaysia, Jumat (15/4/2016) lalu.