Terlilit Utang, PNS di RSUD Bantul Ini Curi Obat-obatan Nilainya Hingga Ratusan Juta Rupiah
Mengaku terlilit hutang, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan RSUD Panembahan Senopati Bantul, nekat melakukan pencurian obat
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Mengaku terlilit hutang, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan RSUD Panembahan Senopati Bantul, nekat melakukan pencurian obat-obatan bernilai puluhan juta rupiah.
Atas perbuatannya, sang PNS harus meringkuk dalam tahanan dan terancam kehilangan statusnya sebagai abdi negara.
Kapolsek Bantul, Kompol Fajar Pamudji, menjelaskan polisi mendapatkan laporan dari rumah sakit tersebut pada Senin (11/4/2016) tentang hilangnya sejumlah obat-obatan di depo obat ruangan khusus kemoterapi di rumah sakit tersebut.
"Kita langsung cek TKP dan disana memang banyak sidik jari yang melekat dan beberapa obat-obatan hilang dari tempatnya," ujarnya pada Rabu (20/4/2016).
Obat-obatan yang hilang berjenis brexel 15 vial, docetaxel 10 vial, xeloda 10 tablet, dan MST lima boks. Total kerugian dari pencurian obat obatan tersebut sebesar Rp 81.381.405.
"Dia tahu harga obatnya mahal," katanya.
Setelah dilakukan penyelidikan dengan olah TKP dan pemeriksaan para saksi, kecurigaan mulai mengarah pada karyawan RS yang bertugas sebagai cleaning service dimana banyak saksi melihatnya masuk dan keluar TKP saat kejadian.
"Kecurigaan makin kuat saat yang bersangkutan tidak segera masuk kerja," terangnya.
Karyawan tersebut adalah Untoro alias Bendo, warga Juwono, Triharjo, Pandak. Dia diduga masuk ke ruang kemoterapi pada hari Senin (11/4) dini hari melalui pintu yang memang sudah rusak lalu masuk ke depo obat melalui lubang kecil untuk mengambil obat.
"Setelah kita geledah ke rumahnya ternyata memang ditemukan obat-obat itu," katanya.
Keberadaan Bendo sempat tidak terlacak selama seminggu hingga ditangkap pada Selasa (19/4/2016) pagi di dekat rumahnya saat pulang dari tempat persembunyiannya.
Bendo kepada wartawan mengaku sudah bekerja di rumah sakit tersebut sebagai cleaning service sejak tahun 2003 dan pada tahun 2008 berhasil diangkat sebagai PNS.
Meski begitu, menurutnya himpitan ekonomi akibat hutang yang menumpuk membuatnya khilaf melakukan tindakan kriminal di tempat kerjanya.
Awalnya, Bendo mengaku penasaran saat melihat bungkus obat di bak sampah tertera harganya.
"Saya lihat harganya kok mahal, kalau saya jual bisa untuk membayar hutang," katanya. (*)
Halaman sebelumnya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.