Pria Pengangguran Ini Berhasil Tipu 7 Polsek di Surabaya
ahmat Layli (32) hanya pengangguran asal Singosari, Kabupaten Malang, tapi bisa menipu para perwira dari tujuh Polsek di Surabaya
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Rahmat Layli (32) hanya pengangguran asal Singosari, Kabupaten Malang, tapi bisa menipu para perwira dari tujuh Polsek di Surabaya dan satu Polsek di Sidoarjo.
Bapak dua anak ini mengelabuhi polisi di Polsek Gubeng, Polsek Wonocolo, Polsek Rungkut, Polsek Kenjeran, Polsek Mulyorejo, Polsek Tegalsari, dan Polsek Tambaksari.
Sedangkan Polsek di Sidoarjo yang menjadi korban penipuan adalah Polsek Sedati.
Modusnya sepele tapi meyakinkan. Ia mengaku menjadi korban penodongan, atau perampasan.
Rahmad mengaku tidak ada yang mengajarinya menipu polisi. Dia berinisiatif sendiri karena menganggap polisi bersedia membantunya.
“Saya di Surabaya selama sepekan. Saya tidak memiliki teman atau saudara di sini,” kata Rahmad, Jumat (22/4/2016).
Upaya Rahmat membuahkan hasil. Dari delapan polsek yang didatangi, dia mendapat uang dari anggota di lima polsek, yaitu Polsek Wonocolo, Polsek Gubeng, Polsek Rungkut, Polsek Tambaksari, dan Polsek Tegalsari.
Sedangkan anggota di Polsek Kenjeran, Polsek Mulyorejo, dan Polsek Sedati tidak memberinya uang.
Saat beraksi di Polsek Tambaksari, awalnya anggota Polsek memberi uang Rp 30.000. Anggota itu berpesan uang itu digunakan untuk naik bus menuju Malang.
Anggota polsek pun mengantarkan Rahmat sampai Terminal Purabaya.
Saat sampai di Terminal Purabaya, anggota itu bertanya lagi terkait uang yang diberinya di Mapolsek. Tapi Rahmat mengaku uangnya terjatuh di jalan.
Anggota polsek pun memberi uang lagi kepada Rahmat. Kali ini Rahmat diberi uang Rp 100.000.
“Saya keliling polsek jalan kaki, naik angkot, dan naik bus,” tambahnya.
Rahmat terakhir beraksi di Polsek Rungkut. Dia mengaku berasal dari Banyuwangi.