Tak Beri Uang, Ananda Dihajar Empat Kakak Kelasnya Hingga Harus Operasi
Perut korban dioperasi di tiga titik akibat luka dalam setelah dihajar habis - habisan.
Editor: Wahid Nurdin
Saat jam istirahat, korban langsung digelandang ke kelas yang sedang kosong karena semua siswa keluar menikmati jam istirahat.
Ada teman korban, yakni saksi Zainal, Inarudin, Sahrul dan Doni diusir para pelaku untuk keluar kelas.
Begitu para saksi keluar semua, korban diminta berdiri dengan kedua tangannya diangkat.
Tangan dipegangi dua pelaku, sedang dua pelaku lain menghajar dengan menjadikan perut korban seperti sansak petinju.
"Perut saya dipukuli terus sambil sumbar mengancam," kata Ananda.
Ananda mengaku tidak pernah berani melawan para pelaku, karena mereka main keroyok dan selalu melakukan kekerasan saat permintaannya tidak dikabulkan.
Ia tidak tahu apakah para pelaku memberlakukan tindakan serupa kepada teman lainnya atau tidak.
Yang jelas, dia sering menjadi korban tindakan kekerasan empat teman kakak kelasnya.
Kini korban hanya bisa pasrah dan menjalani rawat inap setelah menjalani operasi di tiga bagian di perutnya.
Luka dalam di dalam itu sampai usus korban harus dioperasi.
Setelah menjalani operasi dan korban dirawat, orang tua korban, Sugiarto, Sabtu (23/4) siang terpaksa harus melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Lamongan.
Selain dilaporkan ke polisi, Sugiarto juga sudah melaporkan kejadiannya ke pihak sekolah, kalau anaknya sering mendapat ancaman dan dianiaya oleh kakak kelasnya.