Yohanis Trauma Bila Mengenang Kapalnya Dibajak Kelompok Abu Sayyaf
Setelah sampai di Tarakan, para ABK akan diserahkan oleh perusahaan pemilik kapal, PT Global Trans Energy, kepada keluarganya masing-masing.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN - Kapal tunda TB Henry, kapal tongkang Christy, dan lima anak buah kapal (ABK) yang selamat dari serangan kelompok bersenjata Abu Sayyaf, akhirnya tiba di dermaga Pangkalan TNI AL (Lantamal) XIII di Tarakan, Kalimantan Utara, Sabtu (23/4/2015).
Sedangkan seorang ABK yang terkena tembakan, Lambas Simanungkalit, masih berada di Sabah, Malaysia, karena kondisi kesehatannya belum stabil.
Setelah sampai di Tarakan, para ABK akan diserahkan oleh perusahaan pemilik kapal, PT Global Trans Energy, kepada keluarganya masing-masing.
"Masih kami tempatkan dahulu di Tarakan. Selanjutnya kami kirim kepada keluarganya," ujar Kepala Operasi PT Golbal Trans Energy Internasional, Suharjono, seusai serah terima kapal dan ABK dari TNI AL.
Para korban selamat yang tiba di Tarakan yaitu Royke Fransy Montolalu, Moch Arianto Misnan, Sembara Oktafian, Dede Irfan Hilmi, dan Yohanis Serang.
Lambas, kata Suharjono, belum bisa dipulangkan ke Indonesia karena masih dalam perawatan intensif.
"Perusahaan akan membawanya pulang bila kondisi fisiknya sudah baik," katanya.
Ditanya mengenai upaya pembebasan empat orang ABK yang disandera Abu Sayyaf, Suharjono mengatakan pihaknya mengandalkan upaya Kementerian Luar Negeri.
Menurutnya, perusahaan tidak berkomunikasi dengan kelompok penyandera.
Dalam perjalanan menuju Tarakan, TB Henry dikawal dua kapal perang yaitu KRI Mandau dan KRI Ahmad Yani.
Komandan Lantamal XIII Kota Tarakan, Laksamana Pertama TNI Wahyudi H Dwiyono, menjelaskan pengawalan dimulai dari garis perbatasan perairan Malaysia-Indonesia.
Seorang di antara ABK, Yohanis Serang (33), merupakan warga Tarakan, sehingga ia langsung bisa menemui keluarganya.
Yohanis mengaku ingat betul ketika seorang rekannya, Lambas Simanungkalit, berlumuran darah setelah terkena tembakan di dada kiri.
"Saya tidak tahu bagaimana Lambas tertembak. Lambas sempat minta tolong dipanggilkan kapal patroli menggunakan radio di kapal. Awalnya tidak ada yang mendengar, sampai akhirnya ada Polisi Maritim Malaysia yang datang membantu," ujarnya.