Warga Canggu Siapkan Upacara Pembersihan Desa Pasca si Bule Bengal Ditembak Mati
Amokrane ditembak mati oleh polisi di bagian dada dan kepalanya karena kerap membuat onar di Bali.
Editor: Dewi Agustina
Kapolda juga menyebut izin tinggal pelaku sudah habis September 2015 lalu.
"Selain izin tinggal yang sudah habis September tahun lalu, juga diketahui ketika berkunjung ke restoran tidak pernah membayar," kata Kapolda.
Dari informasi yang dihimpun peristiwa ini terjadi sekitar pukul 11.00 Wita. Amokrane nekat melakukan perlawanan terhadap polisi yang hendak menjemput paksa dirinya. Amokrane keluar dari rumahnya di Jalan Pantai Berawa membawa sebilah pisau.
Selanjutnya dia menyerang polisi yang sedang menjalankan tugasnya. Pihak kepolisian yang tewas mendapat delapan tusukan.
Tusukan itu menghujam anggota polisi di bagian leher, dada hingga mengenai jantung ada pula yang di paha.
"Kurang lebih dua tahun pelaku tinggal di Bali. Dan selama tinggal sering sekali membuat keonaran seperti tidak membayar di restoran dan mengatai warga dengan kata-kata 'I Kill You, F**k You dan kata-kata kasar lainnya," ungkap Sugeng.
Sugeng mengaku, sebelum penangkapan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Konsulat Jendral Perancis. Pihaknya, ingin menemui baik-baik pelaku. Yang kabarnya juga dalam surat panggilan oleh Polsek Kuta Utara pernah disobeknya.
"Nah itu dia, pelaku membawa pisau, menyerang polisi hingga anggota kami meninggal. Tadi juga kami sempat memberikan tembakan peringatan. Pelaku yang membawa pisau itu menusuk anggota kami di beberapa bagian tubuh. Karena tembakan peringatan tidak dihiraukan, maka kami tembak dengan peluru tajam," ujarnya.
Bule Bengal
Bendesa Adat Canggu, I Nyoman Sujapa menceritakan, penangkapan Polisi ini juga bagian dari pengaduan masyarakat. Polisi sudah memberikan peringatan-peringatan yang tidak dihiraukan pelaku.
"Ada upaya perlawanan kalau dari informasi warga di sini, jika bule ini memang terkenal meresahkan," katanya.
Menurut Nyoman Sujapa, Amokrane sering membuat keributan, kata-katanya kasar, dan info terbaru jika belanja di mini mart atau restoran tidak pernah membayar.
"Itu informasi yang dikeluhkan warga kepada saya. Dan memang warga di sini sangat resah dengan bule tersebut," ujar dia.
Menurut beberapa warga di sekitaran TKP, bule Perancis itu memang sering membuat kegaduhan dan meresahkan warga. Dia sering ngebut di jalanan Pantai Berawa dan mengacungkan jari tengah.
"Ya memang meresahkan, sering ngebut dan mengacungkan jari tengah ke masyarakat," kata seorang warga, yang tidak ingin disebut namanya.