Agung Laksono Senang Ada Delapan Kandidat Ketua Umum Golkar
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono menambahkan, pemilihan ketua umum merupakan amanah undang-undang tentang partai politik.
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Medan/Jefri Susetio
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono menambahkan, pemilihan ketua umum merupakan amanah undang-undang tentang partai politik.
"Partai melaksanakan proses demokratisasi secara demokratis dan tidak ada penggiringan pemilih. Saya gembira sudah ada delapan kandidat ketua umum dan sekarang tengah dilakukan sosialisasi," ujarnya di Hotel Grand Angkasa, Medan, Minggu (8/5/2016).
Pemilihan ketua umum partai Golkar, kata dia, suatu langka yang maju dalam mendorong demokrasi di tubuh partai. Sehingga, proses pemilihannya didasarkan aspek demokratis.
"Siapa saja orangnya yang menjadi ketua kita lihat saja nanti. Delapan kandidat ini cukup baik, kalau milih bukan dasar money politik. Saya berharap ketua terpilih nantinya dapat melaksanakan amanat dan harus fokus ke partai," katanya.
Dia manambahkan, selama satu tahun setengah partai Golkar dilanda "prahara" konflik dua kubu. Oleh sebab itu, pemilihan ketua umum ini merupakan bentuk rekonsiliasi di partai.
"Kami sudah bersatu kembali dan ini merupakan wahana rekonsialiasi di tubuh partai Golkar. Saya tidak maju karena sudah berjanji sama Pak Ical saat kami putuskan untuk bersatu kembali setelah bertingkai dalam satu setengah tahun," ujarnya.
Ia menuturkan, tidak maju sebagai ketua umum lantaran mengutamakan kepentingan partai. Apalagi, banyak kader partai potensial yang dapat membesarkan Golkar.
"Untuk mengutamakan kepentingan partai biarkan kami berdua tidak maju dan diserahkan kepada lebih muda.
Apalagi kader-kader yang lebih muda yang maju dapat melaksanakan generasi ditubuh partai," katanya.
Baginya, pemilihan ketua umum partai Golkar dapat mengakhiri konflik serta melahirkan regenerasi di partai. Oleh sebab itu, proses money politik harus dihindari dalam proses pemilihan calon ketua umum berlangsung.
"Saya datang untuk memastikan kader memilih bukan dasar uang, bukan wani piro. Acara munaslub yang diselenggarakan bukan hanya dibiayai calon ketua umum saja. Namun, kami semua memberikan sumbangan," ujarnya.
Dia mengklaim, ikut memberikan sumbangan agar pelaksanaan ketua umum terlaksana. Karena itu, Munaslub terlaksana lantaran kader Golkar gotong royong memberikan sumbangan.
"Kami selalu, mengimbau dan menekankan. Agar pemilih dapat memilih yang baik dan betul-betul punya pikiran untuk besarkan partai. Dan bisa mengembalikan kejayaan partai sebagai aset bangsa," katanya.
Ia berujar, seluruh kader Golkar yang maju sebagai calon ketua umum sangat bagus serta baik. Sehingga, ia berharap ketua terpilih dapat fokus membesarkan partai berlambang beringin tersebut.
"Saya kira semua bagus, tidak etis kalau saya jawab siapa calon yang terbaik menurut saya. Delapan semua baik kok. Fokuslah ke partai untuk ketua terpilih kedepannya, jangan di nomor duakan partai," ujarnya.
Dia berharap ketua Golkar terpilih tidak punya agenda politik lain seperti pengin menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden.
"Ya, saya menghargai calon yang tidak punya agenda lain, seperti agenda calon Presiden dan Wakil Presiden. Masalah satu miliar tersebut tidak dipaksakan hanya iuran dan saya sendiri juga memberikan sumbangan serta ada juga calon yang tidak menyumbang kok," ungkapnya. (tio)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.