Mulai 2016, Kuliah di Fakultas Kedokteran Unpad Bandung Gratis tapi Ini Syaratnya
Biaya pendidikan kedokteran yang mahal kini tak lagi jadi masalah di Jawa Barat.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Biaya pendidikan kedokteran yang mahal kini tak lagi jadi masalah di Jawa Barat.
Mulai 2016, kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, tidak dikenai biaya alias gratis.
Seluruh biaya pendidikan ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta pemerintah kabupaten/kota di Jabar.
Konsekuensinya, semua mahasiswa FK Unpad saat lulus dan jadi dokter harus bersedia ditempatkan di daerah mana pun di wilayah Jabar.
Dimas Argiwinata, lulusan SMA Negeri 1 Gegesik, Kabupaten Cirebon, yang dihubungi dari Bandung, Selasa (10/5), menuturkan, ia bersyukur bercampur bangga bisa diterima di Fakultas Kedokteran Unpad.
Saat mendaftar seleksi nasional, Dimas tahu perkuliahan di FK Unpad akan berlaku sistem layaknya ikatan dinas.
Semua biaya kuliah ditanggung Pemprov Jabar dan setelah lulus harus mengabdi di Jabar.
”Di mana pun ditempatkan nanti harus siap. Orangtua saya mendukung,” kata Dimas.
Menurut Rektor Unpad Prof Tri Hanggono, meski gratis, tak berarti mutu pendidikan di FK Unpad rendah.
Biaya tetap mahal, tetapi tak dibebankan kepada mahasiswa.
Pihak universitas mencari sumber dananya.
Di Kalimantan Barat, setiap kabupaten/kota di provinsi itu membiayai kuliah tiga mahasiswa asal daerahnya di FK Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, Rp 1 miliar.
Ada perjanjian antara mahasiswa dan pemerintah kabupaten/kota asalnya.
Karena dibiayai kuliah di FK Untan, mereka harus mengabdi di daerah asal untuk periode tertentu.
”Kontrak kerja tergantung pemda. Ada yang N+1, ada 2N+1,” kata Raynaldo Pinem, mahasiswa FK Untan angkatan 2012 asal Kabupaten Bengkayang.
Dengan N+1, seseorang menyelesaikan pendidikan kedokteran 5 tahun. Lalu, ia wajib mengabdi di daerahnya selama 6 tahun.
Sebagai penerima beasiswa daerah, Raynaldo mendapat dana Rp 10 juta per tahun untuk kebutuhan kuliah.
Menurut Rektor Untan Prof Thamrin Usman, dengan beasiswa daerah, diharapkan dokter asli daerah mau mengabdi hingga ke wilayah perbatasan Kalbar dan Malaysia. (SEM/ADH)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Mei 2016, di halaman 14 dengan judul ”Mengikat” Calon Dokter Sebelum Kuliah".