Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Baru 5 Hari Tertangkap, Napi Anak Kasus Curanmor di Blitar Kembali Kabur

hanya dalam waktu seminggu, ia bisa kabur dari LPKA sebanyak dua kali.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Baru 5 Hari Tertangkap, Napi Anak Kasus Curanmor di Blitar Kembali Kabur
Surya/Imam Taufiq
Ap, tahanan anak kasus curanmor ditangkap saat sembunyi di kandang ayam. 

TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Standar pengamanan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Blitar, sepertinya dibuat 'mainan' oleh Ap (17), napi anak kasus pencurian sepeda motor (curanmor), asal Desa Kebonduren, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar ini.

Betapa tidak, hanya dalam waktu seminggu, ia bisa kabur dari LPKA sebanyak dua kali.

Sebelumnya, Minggu (8/5/2016) siang lalu, ia kabur dari LPKA itu setelah melewati pagar tembok dengan dilengkapi pengamanan kawat berduri.

Namun, dua hari kemudian, Selasa (10/5/2016) malam, ia berhasil tertangkap kembali.

Namun di luar dugaan petugas, Minggu (15/5/2016) siang kemarin, ia kembali kabur.

Padahal, saat itu ia ditempatkan di ruangan isolasi, dengan pengamanan super ketat dibandingkan dengan ruangan napi kebanyakan.

Sebab, ia perlu ditaruh ruangan khusus,setelah tertangkap kembali usai kabur kemarin itu. Tujuannya, agar ia tak diganggu napi lainnya.

Berita Rekomendasi

Sebab biasanya, kalau ada napi kabur dan tertangkap kembali, sering kali dikerjain oleh napi lainnya.

Misalnya, disuruh bangun pagi dan bersih-bersih lingkungan LPKA. Itu sebagai bentuk sanksinya karena dianggap memperburuk citra napi lainnya.

"Seperti saat kabur pertama, yakni Minggu siang. Namun bedanya, kali ini ia kabur ketika berada di ruangan isolasi, yang dihuni sendirian."

"Di ruangan, napi juga tak boleh dijengguk orang lain karena lagi dalam penyesuaian di dalam (LPKA) setelah melakukan kesalahan (kabur)," kata Ahmad Yusuf Hasyim, Kasi Kemanan LPKA Kelas 1 Blitar kepada Surya (TRIBUNnews.com Network), Senin (16/5/2016).

Ap diketahui kabur Minggu sore atau sekitar pukul 16.00 WIB atau saat petugas mengantarkan makanannya.

Namun, ketika dibuka pintu ruangannya, ia sudah tak ada. Hanya meninggalkan jejak. Yakni, terdapat sarungnya, yang diikatkan pada tralis ventilasi.

Sarung itu diduga dipakai sarana untuk memanjat ke atap plafon. Namun demikian, itu tak mudah, untuk bisa memanjat ke ventilasi, apalagi sambil mengikatkan sarung. Sebab, ketinggiannya sekitar 3 meter dari lantai.

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas