Ini Alasan Masyarakat Jawa Memilih Bulan Ruwah Untuk Ziarah
Biasanya masyarakat Jawa melakukan sadranan atau ziarah kubur dengan menaburkan bunga di makam.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Bayu Ardi Isnanto
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Mengapa bagi masyarakat Jawa bulan Ruwah adalah bulan yang baik untuk berziarah, baik kepada pendahulu, maupun keluarga yang telah meninggal?
"Ruwah itu dari kata arwah, arwah itu dari ruh, jadi di bulan itu kita harus mengapresiasi para leluhur kita," kata pengamat budaya Solo, Mufti Raharjo, Kamis (19/5/2016).
Sedangkan tata caranya, ujar dia, bisa dilakukan menurut masing-masing adat.
"Itu namanya desa mawa cara dan negara mawa tata, artinya ya disesuaikan dengan adat setempat," kata Mufti Raharjo.
Biasanya masyarakat Jawa melakukan sadranan atau ziarah kubur dengan menaburkan bunga di makam.
Sedangkan di daerah lain bisa berbeda, misalnya dengan memasak banyak makanan untuk tamu, atau mengadakan yasinan di rumah.
Diberitakan sebelumnya, sejak sekitar dua minggu menjelang bulan Ramadan, harga bunga tabur di Pasar Kembang Solo mulai beranjak naik.
Menurut pedagang bunga di Pasar Kembang, Jl Honggowongso, Kota Solo, Warjinem, harga bunga akan terus naik hingga bulan Ramadan tiba.
Masyarakat Jawa biasa melakukan sadranan atau ziarah kubur sebelum memasuki bulan Ramadan, atau saat bulan Ruwah.
Peziarah biasanya menggunakan bunga untuk ditaburkan di atas makam. (*)