Animo Investor Sulawesi Utara Bertransaksi di Pasar Modal Cenderung Turun
Selama sentimen margin bunga bersih perbankan masih buruk, kinerja perbankan yang tidak bisa sebaik sebelumnya akibat trens BI rate turun.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Pertumbuhan investor dan transaksi pasar modal di Sulawesi Utara (Sulut) pada kuartal II/2016 diperkirakan mengalami perlambatan. Hal ini karena berbagai pengaruh yang berkembang.
"Kami perkirakan akan mengalami perlambatan mulai dari memasuki Ramadan, hingga indikasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed)," kata Branch Manager PT Millenium Danatama Sekuritas Manado, Mario Iroth.
Menurut dia, selama sentimen margin bunga bersih perbankan masih buruk, kinerja perbankan yang tidak bisa sebaik sebelumnya akibat trens BI rate turun.
Selain itu, indikasi bunga The Fed yang diprediksi dinaikkan lebih cepat dari perkiraan pelaku pasar keuangan, dapat menyebabkan investor duduk nyaman untuk wait and see.
Sedangkan pada periode kuartal II/2016 investor jangka menengah hingga panjang menjadikan momentum untuk belanja selektif emiten-emiten yang orientasi operasi bisnisnya dalah pasar dalam negeri.
"Emiten yang orientasi lokal market lebih preferable seperti di sektor properti dan konstruksi," ungkapnya..
Terpisah, Kepala Cabang PT MNC Sekurities Manado Yansen Sumual mengungkapkan momentum berlangsungnya ramadan dan piala eropa menjadi alasan turunnya animo pasar.
"Masih tumbuh, namun mengalami perlambatan pada triwulan pertama," ungkapnya.
Sedangkan keputusan BI untuk tidak menurunkan BI rate merupakan kebijakan yang tepat. Menurutnya, menjelang Lebaran potensi inflasi yang meninggi diproyeksi akan kembali meningkatkan suku bunga acuan.
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Manado Fonny The mengungkapkan pertumbuhan investor dan transaksi pasar modal pada periode kuartal I/2016 cukup bagus.
Investor bertambah 1.906 selama Januari hingga Maret 2016 atau bertumbuh 67,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Sedangkan untuk transaksinya bertumbuh mencapai 195,65 persen dengan jumlah Rp 756.64 miliar pada kuartal I/2016," ujarnya.
tingginya persentase pertumbuhan investor karena sosialisasi Yuk Nabung Saham gencar dilakukan.
Total investor pada Desember 2015 berjumlah 3.802, denga total transaksi posisi Desember 2015 senilai Rp911,87 miliar.
"Pertumbuhan transaksi dan investor maunya berjalan beriringan.
Transaksi melejit tetapi berasal dari investor yang itu-itu saja tidak juga baik," tuturnya.
Guna lebih memperluas pemahaman tentang pasar modal, pihaknya akan menambah membuka lima galeri bursa di beberapa kampus di Sulut.
Penulis: Herviansyah l Tribun Manado