Aliansi Buruh Kebersihan Kota Pekanbaru Demo Dua Bulan Gajinya Tak Dibayar
Seratusan pekerja kebersihan yang tergabung dalam Aliansi Buruh Kebersihan Kota Pekanbaru berunjukrasa ke kantor wali kota dan DPRD Pekanbaru.
Penulis: Budi Rahmat
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Seratusan pekerja kebersihan yang tergabung dalam Aliansi Buruh Kebersihan Kota Pekanbaru berunjukrasa ke kantor wali kota dan DPRD Pekanbaru, Kamis (9/6/2016).
Ratusan pekerja ini menyampaikan aspirasi terkait tidak dibayarkannya gaji selama periode dua bulan belakangan.
Koordinator Umum Aksi, Purwanto menyebutkan, kondisinya saat ini para pekerja sudah kepayahan akibat dari tidak dibayarkannya gaji tersebut.
"Selama ini tidak pernah macet (pembayaran gaji). Namun sejak dua bulan belakangan apa yang menjadi hak kami tidak pernah lagi sampai," terangnya.
Puluhan buruh ini dibawah bendera PT Multi Inti Guna (MIG). pihak ketiga yang dipercaya mengangkut sampah di Kota Pekanbaru.
Namun pada prosesnya, persoalan pembayaran gaji mulai tersendat-sendat sejak lima bulan belakangan.
"Informasinya sudah ada pertemuan pihak perusahaan, wali kota dan dinas terkait. Namun tidak ada solusi. Kami masih diminta untuk menunggu. Tapi sampai kapan," kata Purwanto.
Motor Ditarik, Anak Putus Sekolah
Purwanto menyebutkan, buruh pekerja kebersihan memutuskan turun ke jalan karena sudah kesulitan ekonomi.
Sejak pembayaran gaji terkendala, perekonomian terus goyang.
Tidak hanya kebutuhan rumah tangga pekerja saja yang terbengkalai, kredit sampai uang sekolah anak pun tidak mampu lagi terbayarkan.
"Ada yang anaknya sudah putus sekolah, ada yang sepeda motornya yang ditarik karena tidak bisa membayar. Bahkan ada juga yang diusir dari rumah kontrakan karena menunggak. Kenyataan itu harusnya menjadi perhatian pemerintah daerah," kata Purwanto.
Dijelaskannya, sebenarnya pekerja kebersihan ini sudah cukup sejahtera kala tenaga mereka dipakai oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP).
Namun keputusan Pemerintah Kota Pekanbaru memakai pihak ketiga untuk jasa pengangkutan sampah, menjadikan pekerja ini mulai diliputi kekhawatiran.
"Awalnya memang semuanya lancar. Gaji sampai transportasi dan kebutuhan lainnya. Namun berjalan waktu semua macet," ujar Purwanto.
Massa buruh pekerja kebersihan menuntut wali kota segera membayarkan upah, transparansi kerja sama dengan PT MIG, memperhatikan kesejahteraan buruh dengan penyesuaian gaji sesuai UMR serta mendesak wali kota mencopot kepala dinas kebersihan dan pertamanan.
Macetnya pembayaran gaji berimbas besar pada macetnya pengangkutan sampah. Kondisi yang juga akhirnya memacetkan ruas jalan akibat tumpukan sampah yang tidak terangkut.