Rektor IKIP PGRI: Madiun Butuh Bandara Komersial
Efek keberadaan bandara komersial di Madiun itu akan mengembangkan daerah Pacitan, Magetan, Ngawi, Tulung Agung, Trenggalek, Ponorogo dan Nganjuk.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Wilayah Madiun dan sekitarnya secara mendesak membutuhkan bandara komersial untuk mengatasi lambatnya pertumbuhan ekonomi.
Selama ini wilayah Madiun dan sekitarnya sangat tergantung pada bandara Juanda di Surabaya dan Bandara Adi Sumarmo di Solo.
Bila memiliki bandara sendiri, dipastikan pertumbuhan ekonomi wilayah Madiun dan sekitarnya akan bertumbuh dengan cepat karena para calon investor akan dengan mudah mencapai destinasi investasi.
Hal ini ditegaskan oleh Rektor IKIP PGRI Madiun, DR H Parji MPd dalam rilis yang masuk ke redaksi Tribunnews.com, Senin (13/6/2016).
“Wilayah Madiun dan sekitarnya berada pada posisi pertengahan antara Solo – Madiun – Surabaya dengan jarak tempuh menggunakan mobil dan kereta api hampir sama. Di Madiun ada Bandara Iswahyudi, namun itu digunakan untuk kepentingan militer,” ujar Parji.
Menurutnya efek keberadaan bandara komersial di Madiun itu nantinya akan mengembangkan daerah Pacitan, Magetan, Ngawi, Tulung Agung, Trenggalek, Ponorogo dan Nganjuk.
Dalam konteks ini, keterlambatan partumbuhan ekonomi dan juga hambatan interaksi sosial dengan kota besar lainnya akan terselesaikan.
Wilayah-wilayah tersebut menurut Parji tidak berbeda satu sama lain pada saat ini dalam pertumbuhan ekonominya.
Dijelaskannya lebih lanjut, dengan perbaikan sistem perkeretapian, jarak tempuh ke Solo atau ke Surabaya memang lebih cepat tetapi, tidak setiap saat ada kereta api menuju Solo ataupun Surabaya.
Sebagai kota penghubung (hub), Madiun memiliki potensi ekonomi yang cukup strategis.
“Ke Solo saat ini dari Madiun dapat ditempuh dalam waktu 1,5 – 2 jam. Namun kereta api jurusan Madiun – Solo atau Madiun Surabaya tidak setiap saat ada, misalnya, setiap jam sekali."
"Jika menggunakan mobil, jarak tempuh Madiun Solo memakan waktu sekitar 4 jam jika melalui Tawang Mangu."
"Jarak tempuh Madiun – Solo akan lebih lama jika tidak melalui Tawang Mangu. Hal yang sama juga jarak tempuh ke Surabaya dari Madiun.” Tegas Parji.
Daerah Madiun, Pacitan, Magetan, Ngawi, Tulung Agung, Trenggalek, Ponorogo dan Nganjuk yang oleh Parji disebut sebagai daerah Matraman secara pertukaran budaya juga akan berkembang jika bandara komersial itu jadi diwujudkan.
Sebelum pemerintahan Joko Widodo, menurut Parji, ada wacana pembangunan bandara komersial.
Namun tidak diketahui alasan penghentian realisasi pembangunan bandara komersial itu.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.