Saksi Mata: Pembajak Kapal Tampan-tampan, Berkalung Peluru
"Kata anak saya orang‑orang yang membajak di kapal itu orangnya bersih, tampan‑tampan, tapi badannya dikalungi peluru. Mereka menenteng senjata."
Editor: Y Gustaman
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik menyeluruh pihak medis menyatakan tak ada tanda‑tanda kekerasan. "Kita cek bagian dari atas kepala sampai kaki, tidak ada memar ataupun luka," jelas petugas media Lanal Balikpapan.
Beberapa ABK mengalami gejala trauma. Hal itu wajar terjadi sebab mereka mengalami peristiwa yang tak biasa dialami. "Saat kami ajak ngobrol, tapi dia ada yang tidak fokus. Seiring waktu akan pulih dengan sendirinya," tutur petugas.
Terpisah, Direktur Polairud Polda Kaltim, Kombes Omad, mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada TNI AL terkait pemeriksaan 6 ABK.
"Melihat situasi barangkali belum ada instruksi dari pimpinan mereka terkait kelanjutan pemeriksaan ABK selamat itu," kata Omad. Prinsipnya polisi siap menindaklanjuti penyelidikan apabila ada unsur pidana.
Publik Eksternal PT PP Rusianto Bersaudara, Taufik Rahman mengatakan keluarga ABK yang selamat diminta perusahaan untuk tetap tinggal di Samarinda. Kendati 6 ABK tersebut diturunkan di Balikpapan.
Dari informasi yang dihimpun, kapal bertolak dari pelabuhan Cagayan De Oro, Filipina menuju perjalanan pulang ke Indonesia sejak 18 Juni. Setelah menempuh perjalan laut sekitar dua hari, Senin (20/6/2016) di tengah perjalanan kapal didatangi dua perahu berisikan lima orang membawa senjata laras panjang dan pendek.
Kelompok bersenjata tersebut menaiki kapal lalu menyandera tiga ABK kapal TB Charles yakni, Ferry Arifin (nakhoda), Mahbrur Dahri (kepala kamar mesin), dan Edi Suryono (masinis II). Sementara awak kapal lainnya dibiarkan melanjutkan perjalanan.
Setelah melanjutkan pelayaran sejauh enam mil, sekitar satu jam berselang kapal TB Charles yang membawa tongkang kosong batu bara kembali didatangi tiga perahu tak dikenal. Sekitar delapan sampai 10 orang tak dikenal membawa senjata api lagi‑lagi mengejutkan awak kapal.
Mereka menodongkan senjata, kemudian menyandera empat ABK, yakni Ismail (Mualim I), Muhammad Nasir (Masinis II), Muhammad Sofyan (Oliman), dan Robin Piter (Juru Mudi). Sementara ABK lainnya dibiarkan pergi. Kelompok bersenjata kedua yang membajak kapal TB Charles tersebut mengaku kelompok Abu Sayyaf.