Pesan Panglima untuk Prajurit TNI di Bandung Usai Lebaran
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono berbuka bersama prajurit TNI AD di Markas Kodiklat TNI AD, Kota Bandung, Kamis (30/6/2016).
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono berbuka bersama prajurit TNI AD di Markas Kodiklat TNI AD, Kota Bandung, Kamis (30/6/2016).
Kedatangan Mulyono menggantikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmatyo yang urung hadir lantaran diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Kepresidenan.
Informasi yang dihimpun Tribun Jabar, kegiatan itu merupakan rangkaian safari ramadan Panglima TNI, sebagai cara berkomunikasi dengan prajurit TNI di daerah.
Sebelum buka puasa bersama, Mulyono sempat menyampaikan sejumlah pesan Panglima TNI kepada prajurit TNI yang hadir di antaranya menjadi lebih baik usai Ramadan usai.
"Ramadan bulan yang tidak hanya mewajibkan puasa saja, tapi kita semua dianjurkan perbanyak ibadah seperti salat Tarawih, baca Alquran, sedekah, infak dan amal lainnya. Hal itu disebabkan Ramadan merupakan bulan penuh rahmat dan ajang transformasi kesadaran agar lebih peka dan peduli terhadap sesama," kata Mulyono membacakan pesan Panglima TNI.
Ramadan bisa menjadi ajang perbaikan bagi kita semua sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Menurut dia Ramadan juga diharapkan menjadi jembatan komunikasi dan harmonisasi antara atasan dan bawahan.
"Selama Ramadan banyak kegiatan bersifat kolektif, seperti buka bersama, salat berjemaah, dan salat Tarawih yang tentunya mengintensifkan komunikasi antara atasan dan bawahan," kata Mulyono.
Panglima TNI berharap usai Ramadan, prajurit harus tetap meningkatkan kualitas diri. "dapat memberi semangat baru dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan tehadap Allah," kata Mulyono.
Prajurit TNI juga harus menjadi pribadi agamis, tulus, ikhlas dalam bekarya. Prajurit TNI juga harus meningkatkan kesabaran karena puasa melatih kesabaran seseorang agar berjiwa besaar dan tahan ujian.
"Kemenangan muslim yang puasa itu berhasil melawan hawa nafsu, ego, keserakahan dan ketidakjujuran. Ramadan juga dimaknai dengan prestasi dalam bekerja, kesalehan individu dan sosial bagi setiap prajurit," ujar Mulyono.