Pedagang Asongan Kebagian Rezeki dari Kemacetan di Jalur Brebes Timur
Kepadatan arus kendaraan di ruas tol Pejagan-Brebes Timur yang sudah terjadi sejak Jumat (1/7) lalu banyak dimanfaatkan masyarakat setempat
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Fajar Eko Nugroho
TRIBUNNEWS.COM, BREBES - Kepadatan arus kendaraan di ruas tol Pejagan-Brebes Timur yang sudah terjadi sejak Jumat (1/7) lalu banyak dimanfaatkan masyarakat setempat untuk mengais rezeki dengan berjualan makanan dan minuman di sepanjang jalan tol.
Mereka berdagang dengan cara menjajakan dagangannya berupa minuman dan makanan kecil dengan berjalan kaki di tepi-tepi jalan tol.
Sebagian diantaranya ada yang membuka lapak di sepanjang ruas tol Pejagan-Brebes Timur.
Agus (25) warga Lembahrawa Kecamatan Brebes mengaku berdagang minuman di ruas tol Pejagan-Brebes Timur sejak hari Sabtu (2/7) kemarin.
Dalam sehari, ia mampu menjual 7 dus aqua dan dua dus minuman botol plastik teh kepada para pemudik yang melintas di ruas tol tersebut.
"Alhamdullilah mas, sehari kemarin dapat keuntungan bersih sampai Rp 80.000," kata Agus.
Ia mengaku sengaja berdagang di tepi ruas jalan tol Pejagan-Brebes Timur karena ingin membantu pemudik yang haus dan ingin membeli minuman saat mengalami kemacetan di ruas tol.
"Di dalam tol kan susah beli minuman, apalagi kondisi macet seperti ini. Makanya saya ambil peluang usaha ini juga membantu pemudik yang mungkin haus dan dehidrasi selama mengalami kemacetan di perjalanan" kata pria yang sudah berjualan di ruas Tol Pejagan-Brebes Timur dua kali pada tahun lalu.
Uang yang didapatkanya, kata dia, akan dipergunakan untuk keperluan lebaran dan sisanya akan diberikan kepada keponakanya di kampung.
"Lumayan mas dapat uang untuk beli baju lebaran, juga nanti setelah saya kumpulkan untuk kasih pecingan ke keponakan," imbuhnya.
hal senada diungkapkan, Deni (18) pedagang dadakan lainya di ruas tol Pejagan-Brebes Timur. Ia mengaku sudah berdagang makanan kecil dan mie instan cup kemasan sejak hari Sabtu (2/7).Â
Dalam dua hari berdagangnya itu, ia mampu meraup keuntungan sampai Rp 250 ribu lebih.
Karena satu mie instan kemasan cup dijuan dengan harga Rp 10 ribu. "Dua hari ini sudah 30 an mie instan kemasan yang sudah terjual. Lumayan untungnya satu kemasan mie instan cup harganya Rp 5 ribu, saya jualnya kan Rp 10 ribu per satu kemasan mie instan," kata Deni.
Belum lagi, makanan kecil berupa pilus dan kerupuk pun ia jajakan kepada para pemudik yang melintas di ruas tol Pejagan-Brebes Timur.
"Kalau makanan kecil ini Lumayan untuk oleh-oleh pemudik di kampung halamanya. Kalau nggak ya buat camilan di dalam perjalanan," jelasnya.
Tak hanya penjual mie instan, makanan kecil dan minuman saja yang meraup keuntungan saja.
Namun, puluhan warga lainya juga berdagang bensin eceran untuk memenuhi kebutuhan bagi pemudik yang berada di ruas tol Pejagan-Brebes Timur.
"Saya jual bensin eceran ini untuk menyediakan pemudik, barang kali kena macet seperti ini dan kehabisan bensin dapat langsung membelinya."
"Ya meskipun harganya agak mahal tapi kan yang penting kendaraannya bisa jalan," kata Jahur (42) warga Kecamatan Brebes.
Satu liter premium atau bensin, lanjutnya, dijual dengan harga Rp 15 ribu atau dua kali lipat lebih mahal dari harga normalnya.
"Kenapa mahal, karena kan bawa masuk ke tol ini susah dan harus manjat dinding tol setinggi 7 meteran, apalagi kan jaraknya jauh juga bawa bensinya," kata dia.