Cerita Tentang Tali Pusar Bayi Jokowi Dipotong Pakai Pisau Berkarat
Heni baru saja melahirkan bayi laki-laki hasil hubungan gelap dengan Agung Slamet Prasetyo (50), Rabu (6/7) lalu.
Editor: Sugiyarto
![Cerita Tentang Tali Pusar Bayi Jokowi Dipotong Pakai Pisau Berkarat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bayi-jokowi_20160720_235745.jpg)
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Permadi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Heni Aprianti (50) selalu tertawa sebelum menjawab pertanyaan Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu yang mengunjungi rumahnya di Kampung Candisari RT 3 RW 8, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Semarang, Rabu (20/7).
Heni baru saja melahirkan bayi laki-laki hasil hubungan gelap dengan Agung Slamet Prasetyo (50), Rabu (6/7) lalu.
"Putrane jenenge sapa?," tanya Ita, sapaan akrab Hevearita. "Hehe. Dereng wonten. Tapi mas Agung pengen e jenenge Bobby Nugroho. Nek kulo pengen e Jokowi ben dadi presiden," kata Heni yang disambut tawa Ita dan rombongan.
"Ya sudah Jokowi saja namanya," celetuk Ita.
Keseharian Heni sebagai gelandangan dan pengemis, sedangkan Agung sebagai tukang sampah di sebuah restoran tak jauh dari rumahnya.
Keduanya menurut penuturan kakak Agung, Junaidi Ariyanto mengalami gangguan psikologis.
"Orangnya agak stres. Kalau adik saya selain agak stres, juga emosional. Dulu sempat masuk SLB (Sekolah Luar Biasa) tapi kata pihak sekolah normal. Kadang biasa, kadang kumat. Saya pernah berkelahi cuma gara-gara masalah kecil, sampai dipukul helm," ujarnya.
Junaidi berharap pemerintah ataupun warga untuk mengadopsi bayi "Jokowi" tersebut.
"Orang normal saja, kalau bayi nangis terus kadang bikin bingung dan stres. Kalau dirawat adik saya, saya khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan melihat orangnya emosional dan kadang tidak terkontrol."
"Bisa-bisa dibanting. Kalau ada yang mau adopsi atau pemerintah mau merawat saya malah terima kasih," ujarnya.
Sementara Heni mengatakan hubungan di luar nikah dilakukan atas dasar suka sama suka. Ia melahirkan di sebuah rumah kosong tak jauh dari rumah Agung.
"Saya lahiran sendirian. Ngga dibantu siapa-siapa. Di pinggiran tembok ada pisau berkarat. Saya potong tali pusar pakai pisau itu," jelas Heni.
Namun Heni enggan menyerahkan bayi Jokowi ke pemerintah atau diadopsi orang. "Ngga mau. Saya rawat sendiri," ujarnya.
Terkait upaya pemerintah untuk menikahkan secara legal, Heni menyerahkan sepenuhnya kepada Agung. "Ngga tahu. Saya terserah mas Agung. Mau nikahin saya atau engga," ujarnya.
Sementara itu, bidan Puskesmas Kagok, Erlinda Surya telah memeriksa kondisi bayi Jokowi.
Erlinda mengatakan jika bayi Jokowi dilahirkan dalam ruangan yang sangat kotor. Kekhawatirannya yakni bayi terkena infeksi akibat ruangan yang tidak steril.
"Awalnya kami khawatir matanya infeksi. Namun setelah kami periksa masih baik-baik saja. Ada kotoran akibat debu dan sebagainya karena lahiran di bangunan kosong. Berat bayi juga normal 2,8 kilogram," ujarnya.
Untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, ia telah memberikan sejumlah obat dan vitamin.
"Kami akan lakukan monitor kesehatan dibantu Lurah dan Camat sini agar ibu dan bayi aman dan sehat," ujarnya.
Tanggung Biaya Nikah
Ita mengatakan Pemkot Semarang akan melakukan monitor keamanan dan kesehatan bayi Jokowi.
Selain itu, Pemkot akan membantu pengurusan administrasi baik proses nikah hingga pembuatan akta kelahiran bayi tersebut.
"Paling penting yakni status bayi tersebut harus jelas. Mas Agung sudah KTP warga Kota Semarang, sedangkan Mbak Heni merupakan warga Boyolali."
"Kami akan bantu proses administrasi pernikahan setelah masa nifas selesai. Biaya seluruhnya ditanggung pemerintah," ujarnya.
Terkait perawatan bayi oleh pemerintah atau adopsi bayi, Ita mengatakan langkah tersebut dilakukan setelah status bayi sudah jelas.
"Akan kami koordinasikan kembali. Apakah jadi anak negara atau diadopsi. Melihat kondisi orang tua kami upayakan untuk lakukan perawatan. Bisa dirawat di panti rehabsos atau tempat perawatan lain," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga (Dinsospora) Kota Semarang, Gurun Risyadmoko mengatakan pihaknya akan mengantarkan ibu bayi ke Boyolali untuk mengurus proses pernikahan.
"Kami akan membantu mengantarkan pulang Boyolali setelah masa nifas selesai. Pernikahan perlu dilakukan untuk proses administrasi si bayi kedepannya," ujarnya.
Terkait adopsi bayi Jokowi, Gurun mengatakan proses itu bisa dilakukan setelah status bayi sudah jelas.
"Utamanya status kewarganegaraan jelas. Nanti dibuatkan akta di Dispendukcapil. Baru setelah semua jelas proses adopsi anak bisa dilakukan."
"Untuk tempat tinggal kami sudah menawarkan keduanya untuk tinggal di sebuah pondok. Selain itu agar kejiwaannya diharapkan juga bisa disembuhkan," ujarnya.(*)