40 Persen Kelas Menengah Atas di Jatim Masih Pilih Belanja di Luar Negeri
dalam setahun nilai transaksi masyarakat yang belanja di mall di Indonesia mencapai antara Rp 300 - 400 triliun.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Masyarakat Indonesia yang gemar belanja di luar negeri diminta beralih belanja di dalam negeri.
Pasalnya, saat ini banyak pusat perbelanjaan di berbagai kota besar di Indonesia tidak kalah dengan di Singapura, Hongkong, dan berbagai negara lainnya.
Sekjen Asosiasi Pusat Pengelola Belanja Indonesia (APPBI) Pusat Alphonzus Widjaja mengatakan, dalam setahun nilai transaksi masyarakat yang belanja di mall di Indonesia mencapai antara Rp 300 - 400 triliun.
Nilai transaksi tersebut sebenarnya masih bisa bertambah, karena diperkirakan 30 sampai 40 persen masyarakat, terutama dari kelas menengah ke atas masih memilih berbelanja di luar negeri.
"Jika mereka mau beralih belanja di mall yang ada disini, retailler akan tumbuh. Perputaran uang juga akan semakin besar ditengah masih melambatnya perekonomian kita," ujarnya, Kamis (21/7/2016) usia pemilihan Ketua DPD APPBI Jatim periode 2016-2019, di Four Point Hotel, Surabaya.
Menurut Alphon, sejatinya keberadaan mall dapat mencegah larinya devisa ke luar negeri. Lalu membantu pemerintah dalam menambah penerimaan pajak dan menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat.
"Jadi, keberadaan mall penting untuk mendukung perekonomian kita. Makanya harus didukung, karena punya efek domino atau multiplayer effect lainnya," tegasnya.
Saat ini jumlah mall yang tergabung di APPBI sebanyak 276. Dari jumlah 76 mall berada di Jabodetabek, sedangkan sisanya ada di berbagai provinsi lain, termasuk Jatim.
"Khusus Jatim, ada 25 mall yang yang sudah bergabung dengan APPBI," jelasnya.
Namun di luar itu, saat ini, kata Alphon masih banyak mall di Indonesia yang belum bergabung dengan asosiasi yang dipimpinnya dan jumlahnya diperkirakan lebih dari 135 mall.
Untuk itu, pihaknya menghimbau agar mereka mau bergabung dengan APPBI, agar antara mall satu dengan yang lain bisa saling mendukung.
Hal itu dinilai penting, karena di era globalisasi seperti sekarang, kebutuhan orang memenuhi gaya hidup dan entertainment makin meningkat.
Ketua DPD APPBI Jatim Sutandi Poernomosidi menambahkan, mall di dalam negeri punya potensi yang besar. Sehingga pihaknya optimis jika digarap dengan serius akan dapat menarik mereka yang sebelumnya belanja di luar negeri beralih belanja di mall dalam negeri.
Di Surabaya misalnya, barang yang dijual tidak kalah branded dengan yang dijual di Singapura maupun Hongkong.
"Makanya, daripada jauh-jauh belanja keluar negeri, kan lebih baik disini saja. Selain barangnya sama, harganya juga lebih murah," terangnya.
Agar lebih menarik, keberadaan mall juga harus dilengkapi dengan sejumlah fasilitas lainnya. Mulai entertainment hingga food and beverage (FnB).