Tanggapi Pokemon Go dan ISIS di Indonesia, Ini Pesan Menteri Pertahanan
Ia menilai, permainan tersebut sangat tidak mendidik. Para pemainnya akan menjadi autis dan tidak memperhatikan sekitar ketika sedang asik bermain.
Penulis: Welly Hadinata
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Welly Hadinata
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Demam game Pokemon Go ditanggapi oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI Jenderal (Purn), Ryamizard Ryacudu.
Ia menilai, permainan tersebut sangat tidak mendidik. Para pemainnya akan menjadi autis dan tidak memperhatikan sekitar ketika sedang asik bermain.
"Aduh permainan apa itu? Saya lihat orang di pasar mainnya sambil nabrak-nabrak. Nggak bagus permainan itu," ujar Ryamizard sesuai memberikan pidato pada kunjungannya ke JSC Jakabaring Palembang, Kamis (21/7/2016).
Ia juga enggan menanggapi bahwa game Pokemon Go diisukan disusupi oleh intelijen. "Tidak-tidak ada itu," tegas pria asli Sumsel itu.
Selain itu, dalam pidatonya yang dihadiri unsur muspida Sumsel, Ryamizard Ryacudu mengimbau kepada masyarakat agar waspada dengan aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Ia mengatakan, perang ke depan tidak hanya melalui kontak fisik.
Tapi pihak pemerintah juga fokus untuk memberantas perang cyber dan intelijen yang kian marak di era global ini.
"Ancaman nyata terhadap terorisme. Negara kita dalam lingkaran. Perang cyber dan intelijen juga sangat kita waspadai," katanya,
Menhankam ini juga menyebut bahwa Indonesia menjadi sasaran empuk bagi jaringan teroris internasional ISIS.
Hal tersebut disebabkan, lantaran sebagian besar penduduknya merupakan pemeluk agama Islam.
"Indonesia ini incaran ISIS merekrut kader. Oleh karena itu, lewat bela negara ini dapat membantu kestabilan keamanan untuk membela negara dari berbagai ancaman," jelasnya.(*)