Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengacak Sinyal GSM Ini Membuat Ponsel Tidak Bisa Menerima Panggilan Selama Salat di Masjid

Teknologi ini akan mengecoh jamaah salat yang masih ‘bandel’ bermain telepon genggam saat di masjid

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pengacak Sinyal GSM Ini Membuat Ponsel Tidak Bisa  Menerima Panggilan Selama Salat di Masjid
IST
Yulidatullah dan Zuyadi (Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Ar-Raniry) dan Zainuri Ikhsan (Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala) dengan kolaborasi Pusat Studi Otomasi dan Robotika Universitas Syiah Kuala (Pusmatik) mendapat penghargaan Gold Medal Award 

Laporan Wartawan Serambi Arif Ramdan

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Masih seringnya telepon genggam berdering di saat jemaah sedang salat bisa mengganggu kekhusyuan jamaah lainnya di dalam masjid.

Ini mendorong mahasiswa yang berasal dari dua kampus di Aceh mengembangkan sistem pengacak (jammer) sinyal telepon genggam yang dipadukan dengan jam shalat digital dengan komunikasi nirkabel.

Teknologi ini akan mengecoh jamaah salat yang masih ‘bandel’ bermain telepon genggam saat di masjid.

Ide pengacak sinyal didasari Jammer sinyal handphone dikembangkan Yulidatullah dan Zuyadi (Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Ar-Raniry) dan Zainuri Ikhsan (Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala) dengan kolaborasi Pusat Studi Otomasi dan Robotika Universitas Syiah Kuala (Pusmatik).

Mereka mendesain suatu jam shalat yang diintegrasikan dengan peralatan pengacak sinyal GSM sehingga telepon genggam tidak dapat menerima panggilan selama berlangsungknya shalat berjamaah di masjid.

Pengacak sinyal dikontrol secara wireless oleh jam shalat digital, hal ini ditujukan agar piranti pengacak GSM dapat diletakkan di tengah masjid sedangkan jam shalat ditgital tetap berada di sisi pinggir masjid.

Berita Rekomendasi

Dengan demikian sinyal peralatan pengacak GSM dapat terdistribusi secara merata diseluruh ruangan masjid.

Teknologi yang dikembangkan mahasiswa di Darussalam ini berhasil mendapat penghargaan internasional Gold Medal Award pada I+Aceh ke-2 yakni Pameran Inovasi Terbesar di Sumatera yang diselenggarakan Universitas Ubidiyah Indonesia ini turut bekerja sama dengan berbagai institusi inovasi di dunia.

Pameran inovasi ini juga diikuti oleh 84 peserta dari yang berasal dari negara, Malaysia, Korea Selatan dan, Bangladesh.

Dari dalam negeri pameran ini salah satunya juga dikuti oleh Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Yogyakarta, sedangkan dari Malaysia diikuti oleh Universiti Teknologi Mara.

Selain mendapatkan Gold Medal Award, tim juga berhasil mendapatkan Special Award dari Korean Invention Academy dan Asia Invention Association, penghargaan ini tidak diberikan kepada semua tim melainkan hanya beberapa saja yang menerimanya.

Muhammad Ikhsan, dosen PTE FTK UIN-Arraniry yang juga merupakan mentor Yulidatullah dan Zuyadi mengakui mengakui teknik jamming sinyal handphone selama waktu salat bukanlah yang pertama, sebelumnya sudah ada peneliti dari Jawa maupun Lampung yang melakukannya.

“Namun dalam inovasi ini tentunya kami melakukan pengembangan dan penambahan kontrol nirkabel sehingga peralatan kami dapat bekerja optimal dan lebih efektif dibandingkan yang lain. Sistem ini juga dapat disinergikan dengan jam shalat digital konvensional yang sudah ada di masjid-masjid”,’ ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas