Sejak Internet Telkomsel Lancar di Tajuncu Soppeng, Keseharian Kakek Mustafa Tak Sepi Lagi
Selain bisa menghasilkan, dengan berkebun, sekalian bisa berolah raga. Beda dengan di kota, susah ke mana-mana, dan sulit sekedar berolah raga jalan
Editor: Husein Sanusi
Laporan wartawan Tribun Timur Ina Maharani Sri Istianingtyas
TRIBUNNEWS.COM, SOPPENG - Setelah pensiun dari profesinya sebagai pegawai negeri sipil di Makassar, Mustafa dan istrinya Nurlela, memutuskan untuk tinggal di kampung halamannya di Tajuncu, Desa Donri Donri, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Mustafa, pensiunan guru bahasa Inggris di SMAN 5 Makassar dan Nurlela, pensiunan guru bahasa Indonesia di SMPN 4 Makassar, memilih menghabiskan masa pensiun mereka dengan berkebun di kampung halaman, yang jauh dari hiruk pikuk kota.
Seperti dikisahkannya pada tribun-timur.com, saat ditemui di rumahnya, awal Juli 2016 lalu, Mustafa menekuni kegiatan berkebun, untuk mengisi hari-hrarinya. Berkebun coklat dan pisang.
“Selain bisa menghasilkan, dengan berkebun, sekalian bisa berolah raga. Beda dengan di kota, susah ke mana-mana, dan sulit sekedar berolah raga jalan kaki,” ceritanya.
Meski sangat suka tinggal di desa, ada yang kurang dalam keseharian pasangan ini. Yakni, tentunya, jauh daritingkah riang cucunya yang berdomisili di kota. Di Tajuncu, Mustafa hanya bertiga dengan Nurlela dan putrinya, Ida.
“Saya suka tinggal di desa. Lebih sehat, bersih, banyak aktivitas yang bisa dikerjakan, tidak hanya duduk diam di rumah. Tapi yah, kurangnya karena jauh dari anak dan cucu. Kadang-kadang sepi,” papar Mustafa.
Namun kisah ini adalah kisah lama Mustafa. Kabar baik, akhirnya datang. Sejak awal 2016, jaringan mobile internet di desa tempat tinggalnya jauh membaik. Tentunya tidak semua operator, melainkan hanya layanan mobile broadband Telkomsel.
Diceritakan Dayat, salah satu putra Mustafa, sejak sekitar bulan Februari-Maret 2016, koneksi internet Telkomsel sangat lancar di Tajuncu Soppeng. Internet bisa diakses di seluruh bagian rumahnya baik dengan menggunakan smartphone maupun mode, dengan akses cepat 3G, bahkan H+.
“Sebelumnya untuk bisa dapat jaringan internet harus di teras rumah saja. Itupun putus-putus kadang Edge, dan tidak di semua bagian teras. Begitu masuk rumah, sinyal langsung hilang. Sekarang jaringan internet sudah bisa diakses di seluruh bagian rumah tidak putus-putus,” ujar Dayat.
Dengan semakin lancarnya jaringan internet, akses komunikasi menjadi lebih lancar, antara Mustafa dengan cucunya. Jika sebelumnya, hanya mengandalakan jaringan selular, dengan internet kini lebih lancar menelepon, bahkan video call tanpa jeda.
Sejak lancarnya koneksi Telkomsel 3G, keseharian Mustafa di Tajuncu, Soppeng, pun tak lagi sunyi. Kerap diisi dengan canda tawa bersama cucunya, melalui koneksi video chat menggunakan aplikasi Line maupun Skype.
“Senang sekali bisa terus memantau perkembangan cucu dan melihatnya bermain, meskipun tidak sering bertemu,” papar Mustafa.
Hubungi Orangtua
Lain lagi kisah Hery, warga Dusun Kaluppang, Desa Massewae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Alumni Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Alauddin Makassar angkatan 2010 ini mengakui juga sangat merasakan manfaat jaringan internet cepat dari Telkomsel di dusun tempat tinggalnya.
Dengan jaringan cepat, ia bisa selalu berhubungan dengan kedua orang tuanya yang sedang bekerja, merantau di Malaysia.
“Sebagai anak dari perantau, saya sangat merasakan manfaat dari jaringan kuat Telkomsel. Hanya Telkomses yang aksesnya tercepat di kampung saya. Saya sering memanfaatkan untuk video call dengan orang tua saya di Malaysia,” tuturnya.
13.950 BTS
Kuatnya jaringan internet broadband Telkomsel di sejumlah daerah terpencil di Sulawesi Selatan ini tentunya tak lepas dari posisi Telkomsel sebagai selular terbesar di Indonesia dengan jumlah pelanggan mencapai lebih dari 156 juta.
Untuk melayani pelanggannya yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk juga di daerah terpencil dan pulau terluar serta daerah perbatasan negara, Telkomsel menggelar lebih dari 116.000 BTS. Telkomsel secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi 3G, HSDPA, HSPA+, serta menjadi yang pertama meluncurkan secara komersial layanan mobile 4G LTE di Indonesia.
Khusus di Sulawesi, seperti dipaparkan Vice President ICT Area Pamasuka, Ali Imran, beberapa waktu lalu, Telkomsel telah memiliki lebih dari 13.950 BTS yang terdiri dari 6440 BTS 2G, 7.089 BTS 3G, dan 431 4G untuk melayani lebih dari 15 juta pelanggan.
Sepanjang 2016 ini PT Telkomsel Wilayah Sulawesi akan membangun 600 BTS baru. Sebanyak 50 persen di antaranya BTS 3G, 30 persen BTS 4G, sisanya 2G. (Ina maharani Sri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.