Pangkalpinang Punya Potensi Besar Menarik Wisatawan
Ada suatu mutiara yang belum diasah di Pangkalpinang yaitu herritage Cina
Penulis: Johnson Simanjuntak
Hingga kini, mereka hidup berdampingan dengan warga dari etnis Melayu tanpa adanya gesekan.
Kedua suku itu membaur dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan budaya dan agama kedua suku ini juga terus berjalan.
Untuk budaya Cina, kegiatan yang rutin digelar setiap tahun yakni tradisi Peh Cun, ritual Ceng Beng dan pertunjukan barongsai.
Sementara untuk budaya Melayu ada tradisi Nganggung, ruwahan, pawai ta'aruf dan sebagainya.
Di sisi lain, saat ini turis Cina mulai membanjiri Indonesia. Namun selama ini mereka baru mengunjungi Bali dan Manado saja.
"Nah kenapa Pangkalpinang enggak jadi (tujuan wisata turis Cina) yang ketiga aja?" kata pria yang juga staf ahli Menkop UKM ini.
Menurut Hermawan, modal Pangkalpinang untuk menarik para turis Cina sudah cukup banyak. Pangkalpinang dikelilingi pantai dengan pemandangan yang indah dan budaya Cina yang kental.
Hanya saja pengemasannya yang masih kurang. Dia tampak kaget saat mengetahui mayoritas pemandu wisata di Pangkalpinang mahir berbahasa Khek, yang merupakan bagian dari bahasa China.
"Ini (Pangkalpinang) lebih siap dari Bali. (Pemandu wisata) Bali setengah mati belajar bahasa Mandarin. (Pemandu wisata) Di Pangkalpinang mereka lancar bahasa Khek. Tinggal ditambah Mandarin saja, karena itu bahasa nasional mereka," ujarnya.