Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rohaniawan Duo Bali Nine: Eksekusi Mati Alat Bargain Reshuffle Kabinet

Eksekusi gembong narkoba gelombang ketiga membuat sebagian kalangan menilai tidak manusiawinya Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Rohaniawan Duo Bali Nine: Eksekusi Mati Alat Bargain Reshuffle Kabinet
TRIBUNNEWS.COM / ADI PRIANGGORO
Terpidana mati Zulfikar Ali saat menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUD Cilacap sebelum dibawa ke Pulau Nusakambangan, 25 Juli 2016. kesehatan di RSUD Cilacap sebelum dibawa ke Pulau Nusakambangan, 25 Juli 2016. 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Eksekusi gembong narkoba gelombang ketiga membuat sebagian kalangan menilai tidak manusiawinya Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Bahkan, menyebut hal ini hanyalah sebagai alat bargain (tawar menawar) reshuffle kabinet.

Rohaniawan duo Bali Nine (Andrew Chan dan Myuran Sukunaran), MA Mirdjaja menyatakan, rencana eksekusi selalu bergulir bersamaan dengan isu reshuffle, sejak gelombang 1, 2 dan 3.

Isu eksekusi jelas hanya dipakai sebagai alat bargain jaksa agung yang berasal dari partai Nasdem untuk mengamankan posisi sang politisi dan menaikkan popularitas dimata publik yang mayoritas pro hukuman mati.

Jelas perilaku jaksa agung yang memanfaatkan isu eksekusi untuk kepentingan politik, tidak dapat diterima secara moral dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Selain itu judicial corruption dan peradilan sesat juga menjadi alasan agar eksekusi tidak dilakukan.

"Negara telah gagal menjamin hak-hak keadilan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," katanya, Jumat (29/7/2016).

Berita Rekomendasi

Sahabat duo Bali Nine itu pun mengimbau untuk dilakukan segera moratorium hingga "sina Quanon" keadilan dapat diterapkan dalam sistem hukum Indonesia. (ang)

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas