Warga Berdesakan Saksikan Pemakaman Freddy Budiman
Kumandang tahlil menggema dari rumah Freddy Budiman di Jalan Krembangan Baru VII/6A, Surabaya, bersamaan dengan kedatangan ambulans
Editor: Sanusi
Dia mengatakan, pihak keluarga berusaha menerima kenyataan pahit ini, karena Freddy mendapat hukuman mati. "Jadikan ini pelajaran bagi siapapun yang belum tobat dan masih aktif di bisnis narkoba. Jangan sampai kejadian ini terulang kembali," terangnya.
Selama berteman, kata Soleh, Freddy merupakan orang yang aktif dan ramah terhadap temannya. Ia merupakan orang yang baik dan suka membantu teman yang sedang kesusahan. "Dia tipikal orang yang supel, makanya temannya pun banyak," tandasnya.
Sekadar diketahui, 10 hari sebelum dieksekusi mati, Freddy sempat merayakan ulang tahunnya ke-39 pada 18 Juli. Anak kedua dari tiga bersaudara ini lahir pada tanggal 18 Juli 1977 di Surabaya.
Ingin Mati Tenang
Freddy Budiman sangat tenang menjalani detik-detik terakhir hidupnya. Dia masih sempat berpesan kepada ibunya yang akrab disapa Umi Nanah.
Ketenangan sikap Freddy ini dikemukakan Umi Nanah kepada pelayat yang datang ke rumahnya di Jalan Krembangan Baru.
Umi Nanah sempat membesuk anaknya sebelum dieksekusi regu tembak.
Tapi Umi pulang ke Surabaya tidak bersama jenazah anaknya. Umi Nanah sudah tiba di Surabaya pada Jumat dini hari.
Seorang pelayat yang tidak mau menyebutkan namanya mengatakan Freddy berpesan agar ibunya tidak menangisi kematiannya. Freddy ingin bisa mati tenang dan masuk Surga.
"Dia juga berpesan agar adik-adiknya selalu berbuat kebaikan. Dia memiliki tiga adik," kata pelayat itu.
Penampilan Freddy saat bertemu terakhir dengan ibunya memang terlihat lebih rapi dibandingkan sebelumnya. Freddy mengaku rajin memotong kuku dan kumis.
Menurutnya, Umi Nanah juga bercerita soal aktivitas lain anaknya. Pria yang dikabarkan pernah dekat dengan artis Anggita Sari ini mengisi hari terakhirnya dengan ibadah dan membaca Alquran. Bahkan Freddy sudah dua kali khatam Alquran. (jay/lih)