Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apriyanto Terpaksa Tunda Selesaikan Skripsi Sejak Sang Kakak Disandera

Kasus tersanderanya sang kakak, kapten kapal TB Charles 00, yakni Kapten Ferri Arifin, Apriyanto harus mengesampingkan dahulu skripsinya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Apriyanto Terpaksa Tunda Selesaikan Skripsi Sejak Sang Kakak Disandera
Tribun Kaltim
Keluarga ABK yang disandera kelompok Abu Sayyaf. 

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Apriyanto (22), mahasiswa semester 8 Sekolah Tinggi Ilmu Manajeman Informatika (STIMIK) Widya Cipta Dharma Samarinda saat ini tengah mengerjakan skripsi sebagai syarat kelulusannya.

Namun kasus tersanderanya sang kakak, kapten kapal TB Charles 00, yakni Kapten Ferri Arifin, Apriyanto harus mengesampingkan dahulu skripsinya.

Apri, panggilan akrabnya merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, sedangkan Kapten Ferri Arifin merupakan kakak kedua.

Selama di Kota Samarinda, keduanya memang tinggal bersama dengan pamannya, Sukarna (56) di Jalan Merdeka. Selama ini, dirinyalah yang menjadi perwakilan keluarga memperoleh informasi dari perusahaan terkait perkembangan penyanderaan.

Dia selalu menahan rasa sedih ketika mendatangi kediaman Elona di Mess PT PP Rusianto Bersaudara. Pasalnya selama ini tidak pernah ada kabar mengenai nasib tiga ABK lainnya, Edi Suryono, Mahbrur termasuk kakaknya.

Selama ini hanya kabar dari 4 ABK yang terdiri dari suami Elona dan Mega saja yang kerap menghiasi informasi di media, sedangkan kakaknya dan 2 ABK lainnya tidak diketahui berada di mana, dan keadaannya seperti apa.

Ketika ditanya mengenai hal itu, Apri sempat tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menundukkan kepalanya.

Berita Rekomendasi

"Ya, seperti itulah mas, susah saya ungkapkan dengan kata-kata. Walaupun demikian, saya berharap kakak dan ABK lainnya dalam keadaan yang baik-baik saja," ungkapnya.

Apri menuturkan, terakhir bertemu dengan kakaknya itu pada 3 Juni lalu. Saat itu dia tidak ada firasat maupun hal-hal yang aneh dari kakaknya itu, kendati esok harinya pada 4 Juni, kakaknya berangkat berlayar ke Filipina.

"Terakhir ketemu tanggal 3 Juni itu. Tidak ada tanda-tanda, maupun hal yang aneh sebelum kakak saya berangkat," tuturnya.

Doa dari keluarga yang berada di Mahakam Ulu tidak pernah putus buat sang kakak dan seluruh ABK lainnya. Bahkan ayahnya tengah menuju Samarinda untuk kembali berkumpul dengan keluarga sandera lainnya.

Kendati kerap tidak mendapatkan informasi yang dapat membuat hati keluarga senang, dia menyampaikan apa adanya yang ia dapat selama berada di posko sandera.

"Apa adanya saja saya laporkan kepada keluarga, walaupun hanya itu-itu saja yang bisa saya laporkan. Pemerintah memang lambat dalam tangani kasus sandera kali ini," ujar dia. (christoper d)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas