Risma Kirim 10 Instruktur untuk Gerakkan Perekonomian Wanita Papua
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengapresiasi kedatangan para perempuan perwakilan Papua yang sedang sedang menggali ilmu di Surabaya.
Editor: Y Gustaman
![Risma Kirim 10 Instruktur untuk Gerakkan Perekonomian Wanita Papua](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wali-kota-surabaya-tri-rismaharini_20160731_212104.jpg)
Laporan Wartawan Surya, Rory Nurwawati
SURYA.co.id, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengapresiasi kedatangan para perempuan perwakilan Papua yang sedang sedang menggali ilmu di Surabaya.
Perempuan yang akrab disapa Risma ini berjanji menerbangkan 10 orang perwakilan perempuan penggerak perekonomian di Surabaya, Jawa Timur, untuk memberikan ilmu di Papua dalam waktu dekat.
"Nanti ada lima sampai 10 orang yang akan memberikan ilmunya. Dari 10 orang ini perwakilan masing-masing kategori," kata Risma sesuai menemui para perempuan Papua di Kaza Mall, Minggu (31/7/2016).
Menurut dia, pihaknya telah berencana mengirimkan para instruktur yang sukses dengan hasil produksinya. Dari kerajinan, kuliner, dan industri rumahan lainnya. Para instruktur akan menularkan ilmu sesuai keahliannya.
Namun, karena terhalang dengan acara The Third of The Preparatory Committee for Habitat III (Prepcom) pada 25 sampai 27 Juli lalu, pemberangkatan para instruktur harus ditunda.
Rasa keingintahuan para calon pemotor asal Papua ini lebih kuat, sehingga mereka memutuskan terbang langsung ke Surabaya.
"Kami sudah jadwalkan para instruktur berangkat, tapi karena ada halangan Prepcom kemarin. Ibu-ibu ini pengen cepet, makanya mereka ke sini. Mereka semua ini mewakili masing-masing daerah, seperti Biak, Wamena, Jayapura, dan banyak lainnya," jelas Risma.
Pemberian ilmu ini sebagai bekal kaum perempuan di Papua untuk lebih mandiri dan kreatif. Banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan membuat perempuan dianggap tidak bisa melakukan apapun.
"Kami berikan bekal ilmu yang bisa dibawa ke sana, dan tentunya bahan yang tersedia di Papua juga mendukung. Seperti memasak teripang, memanfaatkan enceng gondok. Selama ini, teripang sama mereka dibuang begitu saja, padahal kualitas teripang di sana bagus sekali," terang dia.
Kedatangan para perempuan yang berasal dari beberapa daerah ini, merupakan calon penggerak bagi lingkungannya.
Selain menjadi perwakilan daerah, para perempuan yang akan mendapatkan bekal pengetahuan selama 10 hari ini, juga menjadi perwakilan setiap Gereja di daerah masing-masing.
"Nantinya, mereka ini menjadi penggerak bagi setiap perempuan yang ada di daerahnya masing-masing. Setelah selesai berlatih di sini, kami juga akan mengirim para instruktur untuk menberikan pelatihan di sana," jelas mantan kepala Bapekko Surabaya ini.
Sementara itu, Yohana Erari dar Serui, Papua, mengaku senang dengan semua pembelajaran yang diberikan oleh para instruktur.
Banyak ilmu yang didapatkan, terlebih memanfaatkan apa yang dianggap tidak bisa menjadi sebuah produk yang berkualitas. "Tentunya kami sangat senang, dan bisa dibawa sampai ke tempat kami," kata Yohana.