Anak-anak dan Keluarga Tersangka Korupsi Pembangunan Gereja Menangis di Bandara Lewoleba
Air mata keluarga tumpah di bandara itu, saat ketiga tersangka itu hendak diterbangkan ke Kupang menggunakan pesawat TransNusa, Senin (1/8/2016)
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Pos Kupang, Frans Krowin
TRIBUNNEWS.COM, LEWOLEBA -- Isteri, anak-anak dan cucu para tersangka kasus dugaan penyalahgunaan uang negara dalam pelaksanaan pembangunan gedung gereja Katolik Sta. Maria Banneaux, Lewoleba, menangis di Bandar Udara (Bandara) Wunopito, Lewoleba, Kabupaten Lembata.
Air mata keluarga tumpah di bandara itu, saat ketiga tersangka itu hendak diterbangkan ke Kupang menggunakan pesawat TransNusa, Senin (1/8/2016) sekitar pukul 13.30 Wita.
Meski suasana hiruk pikuk sempat terjadi di ruang tunggu bandara itu, namun suasana bandara senantiasa aman dan terkendali. Aparat kepolisian Polres Lembata, tampak berjaga-jaga mengamankan suasana.
Sementara itu Pius Namang, salah satu tersangka kasus korupsi pembangunan gereja Katolik, Sta. Maria Banneaux Lewoleba menyatakan sudah siap menghadapi proses hukum yang akan dijalani di Kupang nanti.
"Kami sudah siap menghadapi proses hukum nanti. Kami sudah siap meski hati bathin kami terasa berat untuk itu. Kami akan hadapi apa risikonya. Kami sudah pasrahkan semuanya. Saya pribadi juga sudah mengondisikan keluarga untuk terima semua ini," ujar Pius Namang, saat dimintai tanggapannya terkait kasus yang sedang dihadapi saat ini.
Pius Namang merupakan Ketua Panitia Pembangunan Gereja Katolik Sta. Maria Banneaux Lewoleba.
Sedangkan dua tersangka lainnya, adalah Agus Bala Duan, bendahara pembangunan gereja tersebut dan Petrus Muga Lajar, mantan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lembata.*