Beberkan Manfaat Nuklir, Mahasiswi Asal Babel Menangkan ASEAN Youth Excursion Singapore 2016
Mahasiswi Universitas Sriwijaya semester delapan ini berhasil memenangkan ASEAN Youth Excursion Singapore 2016.
Editor: Wahid Nurdin
"Pelajaran Fisika itu favorit saya sejak SMA, setelah kuliah saya lebih mendalami Nuklir pak," ucap Hesih yang aktif di berbagai komunitas peneliti nuklir muda ini.
Keterlibatan Hesih dalam ajang konferensi internasional yang diikuti 30 negara di dunia itu, merupakan inisiatif diri sendiri.
Hesih mendapat informasi dari komunitas peneliti nuklir, lalu Ia mengirimkan karya tulis ilmiah berjudul 'Teknologi Radiasi Gama di Bidang Pangan'.
Setelah melalui serangkaian seleksi ketat, karyan Hesih ini ternyata terpilih untuk dipresentasikan dalam ajang tahunan International Youth Nuclear Congress di China, 31 Juli 2016 lalu.
"Tulisan ini hasil penelitian dan pengamatan saya tentang pemanfaatan nuklir non daya. Selama ini masyarakat cenderung mengenal nuklir itu sesuatu yang berbahaya seperti bom. Padahal di Negara adidaya nuklir memiliki banyak manfaat. Nah karya saya ini berkaitan dengan pemanfaatan energy nuklir untuk pengawetan bahan makanan," jelas Hesih.
Bisa Awetkan Lada
Bagaimana ilmu ini bisa diterapkan untuk kemaslahatan masyarakat Babel? Kepada Rustam Hesih memaparkan potensi Babel yang kaya akan bahan baku nuklir seperti kandungan uranium dan torium yang terdapat dalam limbah timah.
Jika masyarakat lebih terbuka terhadap energy ini dengan pemikirannya ini bisa berdampak pada ketahanan Pangan Indonesia.
"Babel kaya akan bahan baku nuklir untuk pangan ini, torium dan uranium dari limbah timah itulah. Sebagai contoh saya sudah melakukan eksperimen jika kentang disinari radiasi gama ini sebesar 5 kilogram akan awet tanpa mengubah rasa dan baunya," paparnya.
Begitu pun dalam pengawetan Lada, dengan radiasi gama yang terukur maka komoditi ekspor pertanian unggulan babel ini akan lebih baik, lantaran kualitas lada yang sampai ke wilayah tujuan ekspor tetap sama seperti saat dipetik petani.
"Saya sempat menawarkan hasil penelitian saya ini kepada pemerintah kabupaten, tetapi belum mendapatkan respon. Padahal saya tahu pemerintah Bateng sedang giatnya menaikan kuantitas dan kualitas Lada, dengan penemuan saya ini sebenarnya bisa digunakan untuk menunjang program mereka,” ungkap Hesih.
Hesih berharap, meskipun saat ini karya yang telah membawanya menjadi juara di China tersebut belum mendapat hati dari pemerintah daerah, namun kedepannya hasil penelitian dirinya tersebut dapat bermanfaat bagi ketahanan pangan di Bangka Belitung. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.