Menduga akan Jadi Korban Kejahatan, Resti Tewas Saat Lompat dari Angkot yang Melaju
Kedua korban ditemukan tergeletak di jalan oleh beberapa warga yang kemudian membawa mereka ke rumah sakit.
Penulis: Fine Wolajan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Resti Nabiu (18) dan Mega Atonggar (20) tiba-tiba melompat dari mikro jurusan Kampus Unima Kamis (11/8) malam.
Pasalnya, mereka menduga sopir beserta seorang temannya akan bertindak jahat bagi keduanya.
Resti harus meregang nyawa dalam peristiwa yang terjadi tepat di depan kolam renang Unima ini, sementara Mega mengalami luka berat.
Menurut keterangan korban Mega mahasiswi semester lima ini kepada polisi di rumah sakit, bahwa awalnya ia dan saudaranya Resti dari ATM BNI untuk mengambil uang.
Kemudian berjalan ke tempat penjualan gorengan untuk membeli gorengan dekat pertigaan Tataaran.
Mereka berdua kemudian naik mikro dan meminta diantarkan ke lorong SMA tempat mereka kos.
Namun tiba di depan lorong SMA, bukannya belok, sopir mikro malah tancap gas terus ke arah Unima.
"Kami minta berhenti, namun sopir bilang nanti balik sebab mereka mau jemput penumpang di Lab," jelas Mega.
Namun ia dan saudaranya tersebut tetap meminta diturunkan.
Sampai di sekitar depan pintu masuk Unima, sekali lagi ia meminta agar diturunkan di situ, namun sopir tidak menggubris.
Akhirnya Mega dan saudaranya tersebut memutuskan untuk melompat dari mikro.
"Saya melompat kemudian saya teriak sama Ona (Resti), lompat saja sebab niat mereka (sopir) sudah tidak baik," jelas dia.
Akhirnya saudaranya tersebut ikut melompat, namun saat itu mikro sudah agak melaju.
Saat kedua korban tersebut melompat sopir langsung ngacir.
Sementara kedua korban ditemukan tergeletak di jalan oleh beberapa warga yang kemudian membawa mereka ke rumah sakit.
Namun naas bagi Resti yang adalah mahasiswa baru, nyawanya tidak bisa terselamatkan.
Sementara Mega harus masuk ruang gawat darurat kemudian dirawat. Saat ini sementara mendapat perawatan di RS Sam Ratulangi Tondano.
Jenazah Resti sudah visum kemudian dibersihkan, untuk kemudian rencananya akan dikirimkan ke Tobelo.
Korban diduga meninggal lantaran benturan di bagian kepala, kemungkinan terbentur di batu saat melompat.
AKBP Syamsubair, Kapolres Minahasa menjelaskan bahwa kejadian tersebut sekitar jam sepuluh malam .
"Mereka di sekitaran bundaran Tataaran, kemudian mereka mau pulang kos naik mikro kampus," katanya.
Namun saat sampai di lorong SMA tempat kos mereka dan para korban ini minta berhenti, sopir mikro ini tak berhenti malah terus," jelasnya.
Lantaran tak mau menurunkan mereka, akhirnya saat masuk Unima tepat di depan kolam renang Unima mereka berdua lompat dari mobil.
"Saat mendapatkan informasi saya langsung turun ke lokasi bersama anak buah, kemudian meminta keterangan beberapa saksi," jelas dia.
Ia menambahkan, menurut korban Mega bahwa di dalam mikro tersebut ada dua orang yaitu sopir dan satu orang lagi di sebelah sopir.
"Ada ciri-ciri sopir yang dikenali oleh korban, di dalam mobilnya juga. Sekarang sementara dilakukan pencarian," jelas dia.
Selain itu juga, malam itu langsung dilakukan razia mikro untuk mencari mikro tersebut.
"Ada beberapa yang mirip dengan tersangka, namun saat dibawa dan ditanyakan ke korban, dia bilang bukan itu," jelas dia.
Meski begitu, saat ini masih terus melakukan pencarian terhadap tersangka dan mikronya.
"Datanya sudah ada tinggal didalami lagi ciri-ciri sopir sudah dikantongi," jelas dia.
Ia juga mengharapkan dukungan dan doa dari semua pihak agar segera tersangkanya didapat.
"Semoga bisa cepat terungkap," jelas dia.
Ia juga mengimbau kepada para mahasiswa atau mahasiswi untuk tidak sembarangan naik angkutan umum apalagi pada malam hari.
"Untuk para mahasiswa berhati-hatilah naik angkot, kalau bisa yang dikenal atau ramai penumpang, apalagi malam hari tidak usah keluar kalau tidak perlu," katanya.