Aksi Kekerasan terhadap Wartawan, Jurnalis Aceh Minta Presiden dan Panglima TNI Turun Tangan
Jurnalis Aceh mengirimkan doa untuk oknum TNI AU yang menganiaya dua wartawan saat meliput bentrokan warga Kelurahan Sari Rejo.
Penulis: Misran Asri
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Misran Asri
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Jurnalis Aceh mengirimkan doa untuk oknum TNI AU yang menganiaya dua wartawan saat meliput bentrokan warga Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Sumatera Utara, Senin (15/8/2016).
Mereka berdoa semoga Allah membukakan pintu hati oknum TNI AU agar sadar dengan tindakan arogansinya itu.
Demikian salah satu isi poster yang diusung puluhan Jurnalis Aceh dalam aksi protes terhadap kekerasan terhadap wartawan yang dilakukan oknum TNI AU Medan, Jumat (19/8/2016) di depan menara Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
"Kekerasan ini mengakibatkan kedua jurnalis, yakni Array Argus dari Tribun Medan dan Andri Safrin MNC TV, mengalami patah tulang, sehingga mendapatkan perawatan intensif. Bukan hanya itu saja, alat kerja mereka juga ikut diambil oleh oknum TNI AU," kata Afifuddin, koordinator aksi.
Ia mengatakan seharusnya oknum-oknum TNI AU itu memahami tugas jurnalis yang dilindungi oleh Undang-Undang di negara ini.
"Kami para jurnalis Aceh tidak akan pernah mentolerir apa yang dilakukan oleh oknum TNI AU Medan. Mereka sama sekali tidak menunjukkan sikap dan etika sebagai penegak hukum, justru mereka menyalahi hukum. Untuk itu kami minta Presiden dan Panglima TNI AU turun tangan dan menuntaskan kasus ini," kata Afifuddin.
Aksi solidaritas yang mendapat pengawalan aparat Kepolisian ini diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Iqbal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.