Warga dan Ketua RT Diancam Purnawirawan TNI Berpangkat Kolonel
Warga RW 3 Kelurahan Jomblang, Kota Semarang masih berusaha membatalkan klaim yang dilakukan oleh seorang wanita atas lahan yang ditempati balai RW.
Penulis: Muh Radlis
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Warga RW 3 Kelurahan Jomblang, Kota Semarang masih berusaha membatalkan klaim yang dilakukan oleh seorang wanita berinisial ES atas lahan yang ditempati balai RW.
Surat keberatan telah diajukan warga yang ditandatangani seluruh RT ke BPN Kota Semarang.
Namun setelah mengajukan surat keberatan itu, warga mendapat ancaman dari satu ahli waris yang mengklaim lahan tersebut.
Surat ancaman tersebut diberikan kepada warga dan ditandatangani oleh pensiunan TNI berpangkat Kolonel Purnawirawan berinisial WDH yang mengaku sebagai ahli waris.
Kuasa hukum warga RW 3 Kelurahan Jomblang, Aris Septiono, mengatakan, Kolonel tersebut mengancam akan melaporkan warga dan ketua RT apabila tidak mencabut surat keberatan yang diajukan warga ke BPN Kota Semarang.
"Warga dan ketua RT diancam akan dilaporkan ke polisi oleh purnawirawan TNI berpangkat Kolonel apabila tidak mencabut surat keberaran di BPN," kata Aris, Rabu (24/8/2016).
Aris mengatakan, kolonel tersebut memberikan waktu 3x24 jam kepada warga agar mencabut surat keberatan itu.
"Kalau tidak diancam akan dilaporkan ke polisi," katanya.
Selain meminta warga dan ketua RT mencabut surat keberatan, Aris mengatakan, kolonel itu juga meminta agar warga membuat surat pernyataan tidak akan menuntut apa apa terkait kisruh tersebut.
"Warga juga diminta buat pernyataan tidak akan menuntut apa apa. Diminta menyerahkan sepenuhnya balai RW tersebut," katanya.
Aris mengatakan, Balai RW yang diklaim oleh ES itu merupakan lahan yang digunakan oleh warga sejak tahun 1950. Perlahan Balai RW itu dibangun menggunakan dana swadaya masyarakat.
"Bukti yang digunakan ES mengklain lahan itu cuma bukti pajak tahun 1950an. Dia mengajukan ke BPN untuk jadi hak milik padahal lahan dan balai RW itu sudah digunakan warga sejak tahun 1950," kata dia.