90 Tukang Rongsokan di Banyuwangi Kampanyekan Pentingnya Garam Beryodium
Sebanyak 90 tukang rongsok dilibatkan sebagai Pasukan Sepeda Garam untuk mengampanyekan dan mengedukasi masyarakat mengonsumsi garam beryodium.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Sebanyak 90 tukang rongsok dilibatkan sebagai Pasukan Sepeda Garam untuk mengampanyekan dan mengedukasi masyarakat mengonsumsi garam beryodium.
Kampanye dengan jargon, 'Jangan Asal Asin," digagas Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyuwangi, Kamis (25/8/2016).
Pasukan sepeda garam tersebut melengkapi motornya dengan keranjang yang dibranding dengan tulisan kampanye 'Jangan Asal Asin.' Mereka juga dibekali satu bal garam dan botol berisi larutan penguji yodium. Mereka memakai seragam lengkap dan topi sebagai agen resmi promosi garam beryodium.
“Ini untuk edukasi masyarakat agar mempunyai kesadaran saat mengkonsumsi garam jangan yang penting rasanya asin saja, tapi juga harus tahu ada atau tidaknya kandungan yodium di dalamnya," ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyuwangi Dani Azwar Anas di kantor Dinas Kesehatan Banyuwangi.
Menurut Dani garam beryodium ini sangat penting bagi kesehatan dan kecerdasan khususnya bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Dipilihnya tukang rongsokan sebagai agen promosi kampanye, karena mereka memiliki jangkauan yang luas hingga ke desa-desa dan berinteraksi langsung dengan masyarakat.
Dalam bekerja, selama ini mereka mengumpulkan barang bekas dari masyarakat, lalu menukarnya dengan satu di antaranya garam krosokan (garam kasar). Seringkali garam yang jadi alat tukarnya tak beryodium.
"Dengan program ini mereka dibekali pengetahuan dengan pentingnya garam beryodium sehingga tidak lagi membawa garam yang tidak beryodium. Sambil bekerja mereka akan mensosialisasikan pentingnya garam ke pelanggan mereka,” ujar Dani.
Kepala Dinas Kesehatan dr. Wiji Lestariono menambahkan program ini juga diluncurkan sebagai antisipasi dari adanya produk garam palsu.
Dari hasil survey yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan bersama Dinkes ditemukan sejumlah 70 persen produk garam palsu yang beredar di pasaran.
Garam palsu memasang label 'yodium' tapi sebenarnya tidak. Garam palsu ditemukan di beberapa wilayah di Banyuwangi misalnya di Kecamatan Licin, Glagah dan Kalipuro.
“Dengan kampanye ini kami ingin masyarakat lebih berhati-hati saat membeli garam,” imbuh Rio, sapaan akrabnya.
Yodium memiliki banyak manfaat bagi tubuh untuk mencegah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Tanda-tandanya seperti pembesaran kelenjar gondok, terhambatnya pertumbuhan, gangguan perkembangan mental hingga menyebabkan keguguran dan kematian bayi dalam kandungan.
Sebagai ujung tombak Kampanye Jangan Asal Asin ini, Dinas Kesehatan menggandeng tukang rosokan keliling sebanyak 90 orang.
Mereka akan membagikan garam beryodium sekaligus memberikan informasi kepada setiap warga yang ditemuinya agar berhati-hati dalam membeli dan mengkonsumsi garam.
“Para tukang rosokan ini sudah kami edukasi beberapa waktu lalu tentang garam beryodium mulai dari efek negatif jika mengkonsumsi garam tidak beryodium hingga manfaat garam beryodium. Dalam aksinya nanti mereka juga kami lengkapi dengan brosur seputar informasi tersebut,” imbuh Rio.