Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dokter RS Bhayangkara Kesulitan Mengangkat Proyektil di Tubuh Panitera PN Jeneponto

Dokter Rumah Sakit Bhayangkara Makassar gagal mengangkat proyektil yang bersarang di panggul kanan Andi Burhan (43).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Dokter RS Bhayangkara Kesulitan Mengangkat Proyektil di Tubuh Panitera PN Jeneponto
Tribun Timur/Alfian
Dokter Rumah Sakit Bhayangkara Makassar gagal mengangkat proyektil yang bersarang di panggul kanan Andi Burhan (43), korban penembakan Kasat Narkoba Jeneponto, Sabtu (27/8/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Dokter Rumah Sakit Bhayangkara Makassar gagal mengangkat proyektil yang bersarang di panggul kanan Andi Burhan (43), korban penembakan Kasat Narkoba Jeneponto, Sabtu (27/8/2016).

Andi Burhan sempat berada di ruang operasi pada pukul 08.00 Wita namun sekitar pukul 13.00 ia dikeluarkan.

Menurut keluarga korban, Kamaruddin (42), dokter belum mengangkat proyektil lantaran peluru yang bersarang dekat tulang panggul sulit diangkat.

Tim dokter Rumah Sakit Bhayangkara memiliki keterbatasan alat.

"Katanya susah diangkat makanya batal," ujarnya.

Hingga kini Panitera Pengadilan Negeri Kabupaten Jeneponto itu masih terbaring di Ruang Kasuari kamar 07.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya proyektil peluru revolver milik Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Jeneponto, AKP Arivalianto Bermuli, menembus daging panggul kanan, Andi Burhan.

Proyektil itu bersarang dekat tulang membuat korban mengalami pendarahan, Jumat (26/8/2016) dini hari. Meski demikian pria yang dikenal sebagai Panitera di Pengadilan Negeri Jeneponto ini belum mendapatkan penanganan.

Andi Burhan dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara berdasarkan permintaan pihak keluarga. Sebelumnya Andi Burhan menuturkan dirinya terkena tembak saat sedang cekcok dengan Jufri alias Lallo di Cafe Reski, Jl Lingkar Kecamatan Binamu.

Kasat Narkoba Polres Jeneponto, AKP Arivalianto Bermuli, diduga sebagai pelaku penembakan. Arivalianto ketika itu diduga tengah mabuk, pesta miras (minum bir) bersama dengan Lallo di room 1.

"Saya tidak kenal sama Lallo tapi saya kenal dengan Kasat Narkoba, biasa ketemu di warkop tapi tidak pernah jalan sama," kata Andi Burhan.

Awal kejadian, Lallo yang menurut warga sekitar lokasi berprofesi sebagai penjual ikan dikenal sering berbuat onar.

Saat itu korban berencana untuk pulang namun Lallo dengan terbawa kondisi mabuk menyuruh semua orang yang ada di cafe itu untuk duduk dan mengajak berkelahi.

Lantas Lallo menuju ke Room 1 dan diikuti oleh korban. Ternyata dalam ruangan tersebut Lallo sedang bersama Kasat Narkoba bersama dengan salah satu anggota Satuan Narkoba, Adnan.

"Saya langsung bilang, kalau bukan karena Pak Kasat sudah saya pukul cuma saya hargai Pak Kasat saat itu yang minum sama-sama," kata warga Jl Pahlawan Jeneponto itu.

Selanjutnya korban meninggalkan cafe dan menuju warkop di depan Cafe Reski yang jaraknya sekitar 50 meter.

Korban yang sedang duduk bersama rekannya adik dari ketua DPRD Jeneponto mendengarkan teriakan Lallo yang menggunakan pengeras suara.

"Mana orang pengadilan disini saya mau berkelahi, terus saya kembali ke cafe dan datangi Lallo terus saya pukul," lanjut Andi Burhan.

Kejadian itu terjadi di luar room 1 tempat Kasat Narkoba berada. Perkelahian ini sempat dilerai oleh anggota Satnarkoba Jeneponto, Adnan.

"Saya kenal itu Adnan jadi dia lerai. Terus tidak lama kemudian keluar Pak Kast bilang bubar, tapi saya lihat dia cabut pistolnya, terus saya berbalik langsung ada letusan, jaraknya itu Pak Kasat lima meter dari saya," kata dia.

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas