Pastor Albert Diserang Pelaku Percobaan Bom Bunuh Diri saat Khotbah
Albert S Pandiangan, pastor yang memimpin jemaat Gereja Stasi Santo Yosep diserang pelaku bom bunuh diri saat melakukan homili.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Albert S Pandiangan, pastor yang memimpin jemaat Gereja Stasi Santo Yosep di Jalan Dr Mansyur, Kelurahan Padangbulan Selayang, Kecamatan Medan Selayang, diserang pelaku bom bunuh diri bernama IAH saat melakukan homili (khotbah).
Hal ini diungkapkan saksi mata bernama Markus Harianto (19), seorang jemaat gereja.
Markus mengatakan, situasi saat itu tengah hening karena seluruh jemaat baru saja selesai membaca Alkitab.
Di saat homili atau khotbah yang berisikan hal-hal praktis seperti nasihat atau pesan yang berisi ajaran moral berdasarkan Alkitab, pelaku bom bunuh diri langsung beraksi berlari menuju pastor.
"Setelah bacaan Injil mau homili, waktu (pastor) mau ceramah, dia (pelaku) beraksi. Kalau saya melihat pelaku laki laki, pendek. Pakaian biasa, pakai jaket bawa ransel. Dia ikut ibadah, baca Injil juga. Mau siap ibadah, dia lari. Ada percikan api di dalam tasnya," katanya saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu (28/8/2016).
Warga Jalan Jamin Ginting ini sebenarnya sudah mencurigai gerak gerik pelaku yang belakangan diketahui bernama IAH (18) tersebut.
Tidak hanya dia, saudara perempuan Markus melihat pelaku mengotak atik seutas kabel dari dalam ranselnya.
"Sekitar jam 9, kami datang ke dalam gereja. Kakak saya udah curiga sebelumnya dan kakak saya shock gelagatnya kayak ngutak ngatik gitu. Kemudian melihat pelaku kayak masang kabel dan masang jaket setengah gitu. Di dalam jaket ada wayar semacam petasan diletakkan di tubuhnya," katanya.
Setelah itu, pelaku langsung dengan cepat berlari ke tempat Pastor Albert Pandiangan berdiri. Bom tidak berhasil diledakkan sementara pastor mengalami luka di bagian tangan kirinya akibat sayatan sebilah pisau yang juga dibawa pelaku.
"Setelah bacaan injil, khotbah kemudian duduk. Pas khotbah dia lari menuju Pastor Albert. Dia macam bawa senjata, kayak pisau gitu mau nyerang pastor dan dia mengelak. Tapi pastor sempat kena sabetannya, luka di tangan kiri," ujarnya.
Informasi yang dihimpun Tribun Medan (Tribunnews.com Network), oleh umat pastor kemudian dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan mobil.
Umat Gereja Stasi Santo Yosep tak mengenal pelaku. Klara (45), mengatakan sempat sekilas melihat wajah pelaku.
"Sebelumnya gak pernah. Baru satu kali ini melihat. Aku setiap minggu beribadah di sini gak pernah sekalipun melihatnya. Mungkin bukan umat sini," ujarnya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Kombes Pol Nur Fallah, mengatakan IAH menyaru sebagai jemaat Gereja Stasi Santo Yosep.
"Sebelum melakukan upaya pembunuhan dengan menyerang pastor, pelaku membawa bom. Ia berencana melakukan bom bunuh diri. Pelaku berpura-pura masuk ke gereja dan ikut misa," ujarnya di pelataran gereja.
Kemungkinan dia sudah berada di gereja sejak awal mula misa dimulai.
"Dugaan ini dikarenakan pelaku berada di barisan depan dari umat yang mengadakan misa. Tapi masih kita dalami lebih lanjut," katanya.
Kombes Nur Fallah mengatakan, pascakegagalan meledakkan bom, IAH dikejar dan diamankan. Sejumlah umat sempat memukul IAH.
"Motif masih dipelajari. Sampai saat ini masih diselidiki memang ada kabel, tapi ini masih dalam penyelidikan," katanya.
Diduga Direncanakan
Kombes Pol Nur Fallah mengatakan, dari hasil pengembangan sementara aksi percobaan bom bunuh diri dan penyerangan pastor oleh pelaku IAH, besar kemungkinan direncanakan.
IAH mengaku melakukan aksi ini lantaran disuruh oleh sekelompok pemuda.
"Tapi dia belum mau menyebut kelompok pemuda yang mana dan atas kepentingan apa. Sampai saat ini, pelaku baru mengaku disuruh. Jadi artinya yang bersangkutan terlibat satu rencana pembunuhan terhadap pastor. Kami masih melakukan pengembangan lebih lanjut," katanya.
"Barang bukti yang diamankan adalah pisau, sepeda motor, dan tas ransel yang diduga untuk membawa bom dan pakaian," ujarnya menambahkan.
Ditanya apakah ada kemungkinan tersangka lain, Nur Fallah mengatakan polisi belum sampai ke arah ini.
"Satu per satu dulu. Dalam waktu dekat bila ada perkembangan akan kami sampaikan, ya," ucapnya.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting, mengemukakan pernyataan serupa. Polda Sumut bersama Polresta Medan tengah mendalami latar belakang perbuatan Ivan.
"Sudah dibentuk tim gabungan. Kami masih melakukan pendalaman. Selain latar belakang, motif, kami juga sedang memeriksa apakah pelaku ini masuk ke dalam jaringan teroris tertentu," katanya.
Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan, mengkonfirmasi informasi beredar perihal dugaan bahwa KTP yang dikantongi pelaku dan sempat jadi viral di media sosial sebagai KTP palsu, adalah tidak benar.
Dijelaskan Nainggolan, KTP laki-laki yang belum lama lulus dari SMA Negeri 4 Medan ini adalah KTP asli. IAH baru mengurusnya.
Camat dan Sekretaris Camat Medan Selayang yang dihubungi membenarkan bahwa identitas pelaku benar sesuai yang tertera di KTP. (cr8/tio/wes)