Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Energi Positif dari Orangtua, Fransiskus Balita Penderita Hydrocephalus Tetap Aktif

Kurang lebih satu setengah tahun berlalu, seiring itu pula pembesaran kepala Fransiskus orangtua, tidak hentinya orangtua mencurahkan kasih saya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Energi Positif dari Orangtua, Fransiskus Balita Penderita Hydrocephalus Tetap Aktif
Tribun Kaltim/ Muhamad Arfan
Simon Sina (kanan) dan Patricia Nona (kiri) mendapingi balitanya Fansiskus Wendilinus yang menderita hydrocephalus, Sabtu (3/9/2016) di RSUD Soemarno Sosroatmodjo, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara 

Laporan Wartawan Muhammad Arfan 

TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Meski dirundung kesusahan, curahan kasih orangtua tak hentinya mengalir kepada sang buah hati.

Bisa jadi dengan energi positif itu, balita Fransiskus Wendilinus tetap aktif layaknya balita lain.

Fransiskus Wendilinus, lahir pada hari Jumat malam, 3 April 2015.

Keesokan paginya, balita imut itu didiagnosa menderita penyakit hydrocephalus yang ditandai dengan pembesaran kepala.

Kurang lebih satu setengah tahun berlalu, seiring itu pula pembesaran kepala Fransiskus semakin bertambah.

Sang orangtua, tak hentinya mencurahkan kasih sayangnya.

Berita Rekomendasi

Simon sang ayah, terus membanting tulang untuk menghidupi keluarga sekaligus menopang sedikit demi sedikit biaya pengobatan.

"Penghasilan saya tidak seberapa. Cuma bisa untuk makan keluarga sehari-hari. Syukur kalau bisa untuk beli obat anak saya ini, apalagi untuk ditabung. Buruh sawit, gaji saya per hari Rp 90 ribu," ujarnya saat ditemui Tribun Kaltim di Ruang Avatar RSUD Soemarno Sosratmojo Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

Sembari sang ayah bercerita kepada Tribun Kaltim, balita Fransiskus tiba-tiba menangis di atas pembaringan ruang Avatar RSUD Soemarno Sosroatmodjo Kabupaten Bulungan.

Patricia, ibu Fransiskus yang duduk pojok ranjang yang awalnya menyimak pembicaraan kami, sontak mengalihkan perhatiannya.

Tangannya mengusap-usap pipi Fransiskus dengan lembut. Ia juga mengusap kepala anak bungsunya itu.

"Dia lagi lapar Mas. Ini makannya bubur kacang merah. Dikasih sama dokter," sebut Particia sambil menyuapi Fransiskus. Fransiskus diam seketika. Mulutnya tampak mengemut bubur di rongga mulutnya.

Patricia sudah tahu betul keinginan anak bungsunya. Selesai diberi beberapa suap bubur, Fransiskus menangis lagi. Ia kemudian diberi ASI.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas