Energi Positif dari Orangtua, Fransiskus Balita Penderita Hydrocephalus Tetap Aktif
Kurang lebih satu setengah tahun berlalu, seiring itu pula pembesaran kepala Fransiskus orangtua, tidak hentinya orangtua mencurahkan kasih saya
Editor: Eko Sutriyanto

Laporan Wartawan Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Meski dirundung kesusahan, curahan kasih orangtua tak hentinya mengalir kepada sang buah hati.
Bisa jadi dengan energi positif itu, balita Fransiskus Wendilinus tetap aktif layaknya balita lain.
Fransiskus Wendilinus, lahir pada hari Jumat malam, 3 April 2015.
Keesokan paginya, balita imut itu didiagnosa menderita penyakit hydrocephalus yang ditandai dengan pembesaran kepala.
Kurang lebih satu setengah tahun berlalu, seiring itu pula pembesaran kepala Fransiskus semakin bertambah.
Sang orangtua, tak hentinya mencurahkan kasih sayangnya.
Simon sang ayah, terus membanting tulang untuk menghidupi keluarga sekaligus menopang sedikit demi sedikit biaya pengobatan.
"Penghasilan saya tidak seberapa. Cuma bisa untuk makan keluarga sehari-hari. Syukur kalau bisa untuk beli obat anak saya ini, apalagi untuk ditabung. Buruh sawit, gaji saya per hari Rp 90 ribu," ujarnya saat ditemui Tribun Kaltim di Ruang Avatar RSUD Soemarno Sosratmojo Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
Sembari sang ayah bercerita kepada Tribun Kaltim, balita Fransiskus tiba-tiba menangis di atas pembaringan ruang Avatar RSUD Soemarno Sosroatmodjo Kabupaten Bulungan.
Patricia, ibu Fransiskus yang duduk pojok ranjang yang awalnya menyimak pembicaraan kami, sontak mengalihkan perhatiannya.
Tangannya mengusap-usap pipi Fransiskus dengan lembut. Ia juga mengusap kepala anak bungsunya itu.
"Dia lagi lapar Mas. Ini makannya bubur kacang merah. Dikasih sama dokter," sebut Particia sambil menyuapi Fransiskus. Fransiskus diam seketika. Mulutnya tampak mengemut bubur di rongga mulutnya.
Patricia sudah tahu betul keinginan anak bungsunya. Selesai diberi beberapa suap bubur, Fransiskus menangis lagi. Ia kemudian diberi ASI.