Fadhilah Intan Pramita Sari, Guru Ngaji yang Doyan Nyanyi Lagu Klasik
“Saya suka nyanyi sejak usia tiga tahun. Tapi, fokus pada musik klasik ini sejak SMP. Saya sendiri tak mengerti kenapa, semua mengalir begitu saja,”
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Berbeda dengan remaja lain lebih suka irama-irama pop atau rock, Fadhilah Intan Pramita Sari malah pilih klasik.
Anehnya, anak kedua dari lima bersaudara ini tak punya alasan khusus terkait kegemarannya menyanyikan lagu klasik tersebut.
“Saya suka nyanyi sejak usia tiga tahun. Tapi, fokus pada musik klasik ini sejak SMP. Saya sendiri tak mengerti kenapa, semua mengalir begitu saja,” papar gadis akrab disapa Dhilah ini, Sabtu (10/9/2016).
Malam itu, Dhilah sempat memamerkan kemampuan olah vokalnya pada teman-teman dekat dan keluarga besarnya di Accademia Musicale Armonica Surabaya.
Pertunjukan selama hampir satu jam itu jadi ajang ‘pemanasan’ bagi Dhilah sebelum maju ke babak semifinal National Singing Competition.
Berkat lagu "Kisah Mawar di Malam Hari" karya Iskandar yang diposting di YouTube, Dhilah dinyatakan lolos bersama 15 semifinalis dari seluruh Indonesia.
Rabu (14/9/2016) Dhilah akan unjuk kemampuan di hadapan para juri, dan jika lolos selanjutnya melaju ke babak final pada Jumat (16/9/2016).
Rasanya? “Bahagia, kaget, sekaligus stres,” ungkap Dhilah yang baru diterima di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga ini saat ditanya hasilnya di National Singing Competition (NSC).
Membawakan lagu cover bukan hal baru bagi Dhilah. Di jejaring YouTube ada sejumlah tayangan rekaman Dhilah saat membawakan lagu Suara Hati Seorang Kekasih (Melly Ost Ada Apa Dengan Cinta), All By My Self (Celline Dion), dan Two Words (The Prayer).
Tetapi, nyanyi di hadapan orang banyak seperti dia lakukan malam itu tentu berbeda.
“It’s my first time. Persiapan paling berat adalah mental. Nyanyi di hadapan orang banyak tentu tidak mudah. Bismillah saja semoga semua lancar,” harap Dhilah yang juga guru ngaji ini.
Apalagi saat semifinal maupun final nanti dia harus melantunkan sejumlah komposisi yang ditentukan pihak panitia dan juri.
Di babak semifinal lulusan SMA Al Hikmah Surabaya ini disodori lagu Intorno All Idol Mio (Antonio Cesti), dan Er’ Ists (Hugo Wolf).
Bila lolos ke final, lagu yang harus dia nyanyikan adalah Tiga Sajak Pendek (Ananda Sukarlan), Sure On This Shining Night (Samuel Barber), dan Voi Che Sapete (Wolfgang Amadeus Mozart).
Dhilah yang terampil memainkan piano dan biola ini selalu serius setiap latihan. Cut Esti bersama Wina dan Mince Tan, disebut Dhilah sosok banyak berperan dalam mengasah kemampuan olah vokal maupun ketrampilan bermusik.
“Sepulang kuliah setiap hari dia memperdalam penguasaannya terhadap lagu-lagu yang akan dibawakan saat semifinal dan final,” tandas Cut Esti musik di SMK Negeri 12 Surabaya.