Minimnya Jumlah Polisi di Perbatasan Indonesia-Filipina
Kondisi di tapal batas Indonesia dengan Filipina sangat memprihatinkan, utamanya soal jumlah pengamanan dari personel Polri.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, TAGULANDANG - Kondisi di tapal batas Indonesia dengan Filipina sangat memprihatinkan, utamanya soal jumlah pengamanan dari personel Polri.
Minggu lalu, Tribunnews.com sempat berkunjung ke wilayah Tagulandang yang masuk dalam wilayah hukum Polsek Tagulandang, Polres Sangihe.
Perairan di wilayah ini berbatasan langsung dengan negara Filipina. Bahkan diduga wilayah ini kerap menjadi lokasi transit teroris hingga penyelundupan senjata dari Filipina ke Poso.
Sayangnya, jumlah polisi khususnya di Polsek Tagulandang hanya 23 personel. Jumlah ini sangat tidak imbang dengan jumlah penduduk di Pulau yang bisa ditempuh selama 3 jam perjalanan menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Manado.
Minimnya jumlah anggota di Tagulandang diakui oleh Wakapolres Sangihe, Kompol Yusuf Baba. Bagaimana tidak? 23 personel polisi harus bertugas melayani 20 ribu jiwa warga di Pulau tersebut.
"Polsek Tagulandang membawahi tiga kecamatan, yaitu Tagulandang Induk, Tagulandang Utara dan Tagulandang Selatan. Ini jumlah warganya 20 ribu jiwa, sementara jumlah anggota hanya 23. Jadi kalau dibagi, satu polisi tangani 1000 masyarakat," tuturnya.
Tidak bisa dipungkiri, kekurangan anggota menjadi kendala bagi pihaknya. Terlebih Tagulandang terdiri dari pulau-pulau kecil dan ada pula yang tidak berpenghuni.
Selain menerima dan melayani laporan masyarakat, anggota juga harus rutin menyisir pulau-pulau utamanya pulau tidak berpenghuni agar tidak menjadi tempat transit para teroris sebelum masuk ke Indonesia, khususnya Poso, Sulawesi Tengah.
Hal lainnya yang dikeluhkan yakni apabila hendak berkoordinasi dan melakukan pelimpahan tahap dua, tersangka dan barang bukti ke Kejaksaan, memakan dana yang tidak sedikit.
"Soal lainnya lagi, saat kami melakukan proses hukum lalu ingin koordinasi dengan Kejaksaan atau saat tahap dua, harus ke Siau Timur. Ini perlu dana, pakai kapal cepat," imbuhnya.
Soal minimnya jumlah personel di Tagulandang, Yusuf Baba berharap mendapat respon dari pusat, yakni Mabes Polri. Sehingga diharapkan ada bantuan tambahan personel sehingga Polri bisa melayani masyarakat dengan maksimal.
Meski minim personel, Yusuf Baba mengklaim selama ini kondisi keamanan di Tagulandang terbilang kondusif. Jarang sekali terjadi kasus intoleransi karena kerukunan antar umat beragama di sana sangat terjaga.
Kemudian, sepanjang dirinya bertugas, Polsek Tagulandang belum menemukan adanya indikasi teroris bermukim atau singgah di Pulau yang penduduknya mayoritas bekerja sebagai petani Pala itu.