22 Tahun Jadi Sopir Pribadi Sri Sultan, Budi Tak Kapok Meski Pernah Dimarahi
Selama 22 tahun sosok Budhi Santoso (54) dengan sigap menjemput dan mengantar ke manapun perginya orang nomor satu di DIY, Sri Sultan.
Editor: Dewi Agustina

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Selama 22 tahun sosok Budhi Santoso (54) dengan sigap menjemput dan mengantar ke manapun perginya orang nomor satu di DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Selain paham soal spesifikasi mobil-mobil dinas yang ia kendarai tersebut, tak banyak yang tahu bahwa Budhi juga menggemari mobil besar yang sering digunakannya untuk off road.
Seorang pria tengah bersantai di Bangsal Kepatihan Danurejan, Kamis (29/9/2016). Sembari duduk bersila, beberapa orang yang melintas di sekitarnya memberikan sapaan hangat.
Ia adalah Budhi Santoso, driver pribadi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Menjadi driver Sultan sejak tahun 1994, sebagian besar waktunya dihabiskan untuk melayani Ngarso Dalem, nama yang biasa digunakan untuk menyebut sosok Sultan.
Ketika Tribun Jogja (Tribunnews.com Network) menanyakan kiprah awalnya tersebut, pria yang juga menjadi Ketua Paguyuban Driver DIY tersebut menjelaskan pada tahun itu, dia mulai menjadi abdi dalem Keraton dengan nama paringan dalem Santoso Wimono.
"Santoso diambil dari nama saya, sementara Wimono sesuai dengan pekerjaan saya (driver)," terangnya.
Berawal dari tawaran temannya untuk bekerja sebagai driver di area Keraton, pria kelahiran Purbalingga, 7 September 1962 tersebut mengawali tugas pertamanya dengan mengantar keluarga Sultan untuk berkunjung ke Madukismo.
"Minta disopirin selama tiga bulan, dan akhirnya sampai sekarang. Dari yang masih jadi sopir pribadi, hingga diangkat PNS," ungkapnya.
Naik Motor
Setiap harinya, Budhi mengendarai sepeda motornya untuk sampai ke kediaman pribadi Sultan.
Setidaknya pukul 07.00 bapak dua anak tersebut sudah siap dengan mobil dinas dengan nomor polisi AB 1 yang selalu terparkir di garasi Keraton.
Bersiap sedari pagi, Budhi dengan setia mengantar dan menunggu Sang Sultan hingga selesai beraktivitas setiap harinya.
Di waktu senggangnya itu, ia gunakan untuk bercengkrama dengan polisi pamong praja, karyawan, penjual makanan, maupun driver lain yang kebetulan juga mengantar 'tuan'-nya merampungkan urusan di kompleks yang sama dengan dirinya.
"Kemudian sore hari mengantar beliau kembali ke rumah. Begitu setiap hari dari Senin hingga Jumat. Kadang juga ke luar kota. Namun paling lama sehari semalam saja," tuturnya.