Ini Kronologis Aksi Bunuh Diri Pekerja Bangunan yang Menggorok Lehernya
Urat leher Dedi terputus, dengan luka gorokan mencapai lima sampai enam centimeter.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Usman Hadi
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Warga Dusun Pringgolayan, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Bantul, digegerkan dengan adanya seorang pekerja bangunan yang nekat mengakhiri hidupnya dengan Mesin Circle atau mesin pemotongan keramik.
Korban itu yakni Dedi Suyanto (25), warga Dusun Gedowo, Desa Rejosari, Kecamatan Bandungan, Magelang. Dedi diketahui mengakhiri hidupnya dengan cara menggorok lehernya pakai Mesin Circle.
Akibatnya urat leher Dedi terputus, dengan luka gorokan mencapai lima sampai enam centimeter.
Menurut Kapolsek Banguntapan, Kompol Suharno, Dedi mengakhiri hidupnya pada Senin (1/10/2016) sekitar pukul 09.00. Waktu itu Dedi dengan ketiga rekan kerjanya sedang mengerjakan proyek pembangunan rumah di Banguntapan.
Berdasarkan informasi, sedianya rumah tersebut akan difungsikan sebagai kos-kosan.
"Rumah yang sedang dibangun itu milik Hexanto (41), warga Pringgolayan. Korban baru bekerja di sana sekitar satu minggu. Awalnya kejadian ini tidak ada yang mengira. Tapi saat bekerja, Dedi malah mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu (menggorok lehernya pakai Mesin Circle)," jelasnya, Sabtu (1/10/2016).
Lanjut Suharno, kejadian bunuh diri ini bermula saat korban dengan ketiga rekannya yang lain, yakni Agus Munawir Kurniawan (21), Muhammad Juli (42), dan Muhammad Muntasim (48), sedang mengerjakan proyek pembangunan rumah di lantai dua.
Waktu itu, Dedi yang berprofesi sebagai kuli bangunan ini pamit ke rekan-rekanya sekitar pukul 08.50 untuk mengambil adukan semen di lantai bawah.
Sepuluh menit berselang ternyata Dedi tak kunjung datang. Akhirnya untuk memastikan keadaan Dedi, Agus memutuskan untuk turun menyusul korban.
Alangkah terkejutnya Agus, pasalnya Dedi ditemukan dalam kondisi bersimpah darah di dalam kamar, sementara saat ditemukan itu kondisi Dedi sudah tidak bernyawa karena kondisi urat lehernya sudah terputus.
Setelah mengetahui kejadian itu, lantas Agus memanggil kedua rekannya. Selanjutnya perkara ini dilaporkan ke pihak kepolisian. "Korban dengan rekannya ini masih satu desa," jelasnya.
Menurut Suharno, berdasarkan kesaksian rekan kerja korban, selama ini korban memang mengalami gangguan kejiwaan.
Sementara korban juga sering bercerita ke rekan-rekanya, jika dirinya sering merasa dicari-cari orang hendak dibunuh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.