Transfer Mahar hingga Rp 600 Juta, Pengikut Dimas Kanjeng Hanya Dapat Cincin Batu Akik
Hartono juga kerap mengirimkan sejumlah uang berupa mahar kepada salah satu pengikut Dimas Kanjeng.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi ternyata tidak hanya terdapat di kawasan Jawa dan Sulawesi saja, namun juga terdapat di beberapa kawasan di Kalimantan Timur, termasuk Kota Tepian (sebutan Samarinda).
Pengikutnya pun tak sedikit, terdapat sekitar 200-300an jemaah yang setiap malam Rabu melakukan pengajian di Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majlis Ta'lim Daarul Ukhuwwah, yang terletak di Jalan Ir Sutami Gang Pusaka, RT 22, Sungai Kunjang, atau tepatnya di depan rumah ketua RT 22.
Salah satu korban Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Novi (48) warga Jalan Kadrie Oening menjelaskan, adiknya Hartono merupakan salah satu jemaah dan pengikut Dimas Kanjeng di Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majlis Ta'lim Daarul Ukhuwwah.
Selain sering mengikuti kegiatan dan pengajian majlis taklim itu, adiknya juga kerap mengirimkan sejumlah uang berupa mahar kepada salah satu pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Bahkan, dia sempat dimintai tolong oleh adiknya itu untuk mentransfer uang senilai Rp 50 juta.
"Saya pernah dimintai untuk transfer uang senilai Rp 50 juta pada April tahun ini, sebelumnya adik saya ini sudah pernah transfer hingga Rp 600 juta, dan uangnya tidak pernah kembali," tuturnya.
Tak hanya adik saja yang melakukan transfer sejumlah uang sebagai mahar, namun ibunya juga kerap melakukan transfer dan mengikuti kegiatan di majlis taklim.
"Ibu saya juga transfer, saya sudah pernah bilang sama mereka jika itu tidak benar, tapi tetap saja ditransfer," ungkapnya.
"Adik saja juga sering bolak balik Samarinda-Probolinggo, pusat padepokan Dimas Kanjeng, entah ngapain. Pulang biasanya bawa gelang dan cincin, tapi hanya cincin dari batu akik, kotak yang katanya ATM tidak dikasih," tambahnya.
Selain itu, diduga pengikut padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi juga berasal dari anggota kepolisian, bahkan diduga juga anggota DPRD Kaltim ada yang kerap mengikuti majlis taklim tersebut.