Berhaji Misterius, Kasrin si Tukang Becak Bawa Oleh-oleh Nyata
Selama 44 hari Kasrin berhaji di Tanah Suci. Tukang becak berusia 59 tahun asal Rembang ini berhaji secara misterius pulang dengan oleh-oleh nyata.
Editor: Y Gustaman
Warga penasaran dengan Kasrin yang bisa mangkal di depan Masjid Agung Lasem, Rembang, mampu berhaji tapi namanya tak tercantum dalam daftar jemaah haji di Kantor Kementerian Agama.
Pada Selasa (4/10/2016), Kasrin pulang ke rumah. Ia mengaku kembali dari Mekkah, setelah 44 hari menunaikan ibadah haji.
"Bapak pulang kemarin, sampai Masjid Lasem sekitar pukul 09.00 WIB, kami ramai-ramai menjemputnya ke sana," kata Istiqomah (32), anak bungsu Kasrin, di sela-sela menerima tamu.
Sejak kedatangan Kasrin, rumahnya penuh tamu, bahkan masih berdatangan hingga pukul 02.00 dini hari.
“Usai menunaikan salat Subuh sekitar pukul 05.00 WIB, rumah sudah diketuk orang. Mereka ingin mendengar cerita langsung dari Bapak," imbuh dia.
Anak sulung Kasrin, Siti Rokhanah (36), mengatakan para tamu tak hanya berasal dari sekitar Rembang. Mereka dari berbagai kota di Jawa Tengah, seperti Pati, Kudus, Jepara, dan Semarang. "Banyak tamu yang tak kami kenal," sambung dia.
Sembari sibuk menyalami para tamu yang datang pergi silih berganti, Kasrin menuturkan pengalamannya selama menunaikan ibadah haji.
"Sejak berangkat dari Lasem pada Selasa (23/8) malam, saya terus nginthil (membuntuti) Bu Indi," Kasrin mengawali ceritanya sampai bisa berhaji.
Menurut Kasrin, Indi adalah sosok penting di balik kepergiannya berhaji. Ia menyebut Indi merupakan sosok dari dunia lain, yang telah menjadi pengguna jasa becaknya sejak sekitar 21 tahun silam.
Rumah Indi tak jauh dari Balai Desa Ngemplak, Kecamatan Lasem. Dituturkan, sebelum mengenal Indi, lokasi rumah perempuan itu adalah hamparan tanah kosong.
"Tapi sejak mengenal Indi, dalam pandangan saya di situ ada rumah. Mungkin kalau yang lihat orang lain, ya masih berupa tanah kosong, tak ada rumah di situ," ucap dia.
Sejak berangkat dari Lasem, Indi selalu berada di dekatnya. Ia diperintahkan oleh Indi, untuk memegangi pakainan bagian belakang sosok perempuan dari dunia lain itu.
"Di dalam bus saat berangkat, Bu Indi duduk di samping saya. Kami duduk di bagian tengah, tapi sepertinya orang-orang di bus tak menyadari keberadaan kami," lanjut Kasrin.
Sesampainya rombongan di Embarkasi Donohudan, Boyolali, hal serupa juga dialami Kasrin. "Sesampainya di Solo (Boyolali) dulu ya naik pesawat bareng-bareng dengan rombongan dari Rembang. Ya naik begitu saja, gak diperiksa atau gimana-gimana," aku Kasrin.