Presiden Jokowi Resmikan Pengoperasian Terminal Bandara Ranai
Presiden berharap agar Ranai mampu menjadi jembatan penghubung antara Natuna dengan daerah lainnya.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, NATUNA - Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian Terminal Bandar Udara Ranai di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/10/2016).
Dengan dioperasikannya terminal bandara tersebut, Presiden berharap agar Ranai mampu menjadi jembatan penghubung antara Natuna dengan daerah lainnya.
"Bandara Ranai ini menjadi jembatan udara antara Natuna dengan Tanjungpinang, dengan Batam, dengan provinsi, serta kabupaten/kota yang lain," ujar Presiden berdasarkan keterangan Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Istana Kepresidenan.
Selain menjadi penghubung antar wilayah, Presiden juga berharap ke depannya dengan beroperasinya bandara tersebut mobilitas orang dan barang akan semakin mudah. Biaya transportasi dan logistik juga disebutnya akan menjadi lebih murah.
Presiden Joko Widodo sangat menaruh perhatian pada konektivitas antar wilayah di Indonesia ini. Sebab menurutnya, untuk dapat bersaing dalam era kompetisi seperti sekarang ini dibutuhkan konektivitas yang mampu menghubungkan daerah-daerah di Indonesia.
"Kita tahu semuanya bahwa negara kita memiliki 17 ribu pulau lebih. Sudah saatnya kita memandang laut, sudah saatnya kita memandang langit sebagai penghubung, sebagai pemersatu Indonesia, bukan sebagai pemisah. Apalagi di era kompetisi, hubungan antar provinsi, hubungan antar kota, hubungan antar kabupaten itu sangat dibutuhkan," kata Presiden.
Presiden juga mengapresiasi kerja sama antara Angkatan Udara dengan Pemerintah Daerah setempat yang berkolaborasi dalam menyukseskan pembangunan Bandar Udara Ranai tersebut.
Bandara tersebut dibangun dengan menggunakan dana APBD Kabupaten Natuna, sementara pihak Angkatan Udara berperan dalam pengerjaan fisik landasan pacu bandara tersebut.
"Saya kira kerja sama seperti inilah yang kita harapkan ke depan terjadi di semua kabupaten dan kota serta provinsi di seluruh Indonesia," ucap Presiden.
Bandara tersebut kini memiliki luas 3.865 m2 dengan kapasitas pelayanan penumpang sekira 385 orang. Hal tersebut merupakan peningkatan yang sangat signifikan dibandung sebelumnya yang hanya memiliki luas 243 m2.
Kepada Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Presiden menginstruksikan untuk meramaikan bandara tersebut dengan mencari sebanyak-banyaknya maskapai penerbangan yang bersedia membuka layanan penerbangan menuju Natuna.
Presiden Joko Widodo juga menerangkan bahwa saat ini pemerintah sedang membangun Kawasan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKT) Selat Lampa, di Dermaga Selat Lampa, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna.
Pembangunan SKT tersebut diharapkan mampu memberikan efek ekonomi yang baik kepada masyarakat Natuna.
"Perlu saya sampaikan, bahwa tahun ini kita juga sudah memulai membangun kawasan perikanan di selat Lampa lebih dari 100 hektar. Akhir tahun kita harapkan kawasan itu selesai, tapi masih diperpanjang lagi karena akan ada tambahan-tambahan untuk pembangunan cold storage," terang Presiden kepada para tokoh masyarakat setempat yang turut hadir dalam peresmian Bandar Udara Ranai.
Saat ditanyakan oleh Presiden, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyanggupi agar pembangunan SKT di Natuna tersebut dapat selesai di akhir tahun 2017.
"Yang janji menterinya (Bu Susi), diingat-ingat. Tinggal saya kejar," tegasnya.
Hadir dalam acara peresmian tersebut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun.