Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aksi Pencurian Ratusan Detonator di Kalsel Tak Tertangkap CCTV

Pelaku pencurian ratusan detonator milik PT Adaro Indonesia masuk ke gudang penyimpanan dengan melalui ventilasi.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Aksi Pencurian Ratusan Detonator di Kalsel Tak Tertangkap CCTV
tracefireandsafety
Ilustrasi detonator. 

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Raibnya ratusan alat pemicu bom atau detonator milik PT Adaro Indonesia di di Desa Padang Panjang. Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong menjadi perhatian tersendiri jajaran Polda Kalimantan Selatan,

Hingga saat ini sang pencuri yang termasuk nekat itu masih dalam pencarian tim khusus Polda Kalimantan Selatan. Petugas pun saat ini masih berada di Tabalong guna menyidiki kejadian cukup langka ini.

Kapolda Brigjen Erwin Triwanto yang dikonfirmasi Jumat (7/10/2016) siang mengatakan saat ini anggota masih berada di lapangan melakukan penyidikan kasus hilangnya detonator ini.

"Anggota masih di lapangan, saya kemarin juga langsung kesana. Dari perhitungan jumlah detonator yang hilang sebanyak 183 buah," ucap Erwin menerangkan.

Detonator itu terbungkus dalam tiga dos (dimana satu dos berisi 60 detonator) dan beberapa buah.

Ditanya apakah di lokasi gudang ada Closed Circuit Television (CCTV) ? Erwin mengatakan ada.

"Memamg ada CCTV tapi terhalang sorot lampu yang ada, sehingga terlihat silau," papar Erwin.

BERITA REKOMENDASI

Mengenani berapa harga detonator tersebut, Erwin mengatakan sekitar Rp45 juta.

Erwin mengungkapkan para pelaku pencurian tersebut masuk ke ruangan tempat detonator ini dengan melalui ventilasi.

"Dibobol dari pentilasi dimana pelaku membetel besi disamping teralis," paparnya.

Apakah ada indikasi pelaku jaringan teroris? Erwin mengaku tidak bisa memastikan motif dan siapa pelakunya.

"Kita juga tengah menggali peristiwa ke belakang, apakjah ada konflik-konflik," tutur Erwin seraya mengatakan dan pihaknya telah memeriksa sekitar 15 orang baik itu dari pihak internal perusahaan dan pihak kepolisian yang berjaga,"" paparnya.


Sementara itu Kabid Propam Polda Kalsel AKBP Riko Sunarto juga tak menampik bahwa anggota yang berjaga di lokasi juga dimintai keterangan.

"Yang melakukan pemeriksaan Provost Polres Tabalong,"paparnya.

Sementara itu menurut sumber, meski harga detonator ini tak terlalu mahal namun untuk mendapatkannya sangat susah. Dan detonator ini fungsinya cukup penting dalam peledakan hingga harus ada.

Tim Khusus Polda dari Kriminal Umum Polda sendiri hingga saat ini berada di lokasi melakukan penelusuran untuk kasus ini.(Banjarmasin Post/Irfani Rahman)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas