Guci Naga Tiongkok Dibandrol Rp 35 Juta
BAGI warga Medan, kawasan sentral kristal dan keramik di Jalan Simalungun, bukan tempat asing.
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Sugiyarto
Dia menjelaskan, harga guci bervariasi, paling murah seharga Rp 25 ribu hingga puluhan juta. Meskipun demikian, untuk guci asal Italia dibandrol di atas Rp 1 juta. Artinya tak ada yang puluhan ribu.
"Kalau dari Italia jenis bunga, harganya berkisar Rp 1,2 juta. Sedangkan meja guci, dari Italia Rp 4,5 juta. Paling murah keramik asbak rokok Rp 25 ribu."
"Kadang kalau sepi jual murah. Ambil untung tidak banyak karena sejak beberapa tahun ini pembeli sepi," ujarnya.
Ia berujar, sejak setahun belakangan ini, penjualan guci terjun bebas. Bahkan, omzet terkadang hanya Rp 3 juta. Karena itu, ia sekadar mengharapkan istri pejabat, pegawai.
"Memang yang langganan bertahan dari kalangan ibu-ibu. Ada dari Bhayangkari, PNS. Rata-rata karir. Sedangkan pembeli masyarakat umum kurang dratis, mungkin karena ekonomi sulit," katanya.
"Kalau dulu, lumayan. Misalnya jual satu guci untungnya seharga satu barang. Kalau sekarang omzet turun Rp 3 juta, dari biasanya Rp 25 juta perbulan," tambahnya.
Sedangkan, pedagang lainnya Ratna menambahkan, sudah berjualan sekitar 25 tahun. Bahkan, toko yang dimilikinya warisan dari orangtuanya.
"Dulu sudah ada toko-toko kecil dan masih sedikit, jadi awal bantu orangtua meringis usaha masih sepi kali. Hingga sekarang jadi besar. Barangnya dari Cina, eropa. Dulu pedagang dari Jakarta juga ambil barang dari sini," ujarnya.
Dia menyampaikan, barang yang paling diminati pengunjung seperti keramik, guci bergambar hewan.
Namun, tidak jarang ibu-ibu pegawai ataupun perempuan karir membeli piring dan tempat payung kristal.
"Harga bervariasi melihat corak dan modelnya. Dari Rp50 ribu hingga puluhan juta. Kalau yang Rp 50 ribu mangkok, gelas dan Rp 20 juta ada guci yang besar," katanya.
Ia mengklaim pedagang tetapnya dari Bandung, Aceh dan Padang. Setiap bulan rutin mengirim guci, keramik dan kristal kepada seluruh pelanggan.
"Saya juga kirim pesanan ke Aceh, Tebing Tinggi dan Parapat, Jakarta dan berbagai daerah lain. Omzet penjualan enggak tentu, sekarang lagi sepi. Rata-rata Rp 20 jutaan.
(tio/tribun-medan.com)