Pemkab dan DPRD Tolak Penutupan Tiga Pabrik Gula di Situbondo
Pemerintah kabupaten dan DPRD Situbondo menolak keras rencana pemerintah pusat menutup tiga Pabrik Gula (PG) di Situbondo.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SITUBONDO - Pemerintah kabupaten dan DPRD Situbondo menolak keras rencana pemerintah pusat menutup tiga Pabrik Gula (PG) di Situbondo.
Ketiga PG yang rencananya ditutup yakni PG Wringinanom, Kecamatan Panarukan; PG Olean, Kecamatan Situbondo dan PG Panji, Kecamatan Panji.
Penolakan tersebut disampaikan Wakil Bupati Situbondo, Ir Yoyok Mulyadi kepada Surya (Tribunnews.com Network) usai hearing bersama Komisi II DPRD dan empat direksi PG di Situbondo.
"Kami sudah sepakat dengan dewan untuk menolak penutupan PG itu. Ya banyak faktor alasan," ujar mantan Kadis PU Bina Marga dan Pengairan ini.
Wakil bupati kelahiran Dusun Tanjung Paser, Desa Tanjung Kamal, Kecamatan Mangaran ini menyatakan hasil hearing ini nantinya akan dibuatkan surat dan dikirim ke PTPN. Pihaknya juga akan mendatangi Komisi VI DPR RI.
"Nanti alasan-alasan penolakan akan kami berikan," kata Wabub Yoyok Mulyadi.
Alasan penutupan PG itu dikarenakan target produksi yang tidak terpenuhi. Namun target produksi tidak bisa dijadikan dasar untuk menutup tiga PG tersebut.
"Pemerintah akan melakukan langkah cepat untuk membentengi itu, agar tiga PG di situbondo tidak ditutup," ujar dia.
Sementara itu, Koordinator PG di Situbondo, Achmad Barnas mengatakan lahan yang ada kurang, sehingga target produksi tidak tercukupi oleh PG.
Menurutnya, rencana penutupan PG memang ada, namun itu masih dikaji. Bahkan, dia meyakini tahun 2017 PG tidak akan berherti beroperasi.
"Dengan tidak ada lahan, maka dengan tersendirinya PG itu tidak akan beroperasi," kata Direksi PG Asembagus kepada sejumlah wartawan.
Menurutnya, kerugian yang dialami tiga PG karena kapasitas gilingnya tidak terpenuhi.
"Misalnya PG Olean tahun ini harus gilang 1.250 ribu ton, tapi kenyataaanya hanya 1.100 ribu ton. Ya produksinya tidak terpenuhi," jelasnya.
Untuk mengatasi kekurangan lahan, Achmad Barnas mengatakan, pihaknya telah memerintahkan seluruh karyawan untuk bekerjasama dengan APTR dan petani agar menanam tebu.
Persoalannya, kata Akhmad Barnas, pada saat great PG Asembagus naik menjadi 6000. Padahal PG Panji dan PG Olean sebagian tebunya disuplay oleh PG Asembagus.
"Makanya PG sekarang ini harus ada penambahan lahan, sebab jika tidak PG akan mati sendiri," ujar dia.
Menyikapi banyaknya tebu petani yang dijual ke PG di luar Kabupaten Situbondo, Achmad Barnas mengatakan selama dua tahun ini petani kesulitan mendapatkan kredit, sehingga petani menanam sendiri dan bebas menjual tebunya.
"Insya Allah tahun kredit bagi petani sudah lancar kembali," katanya.
Achmad Barnas optimis penambahan lahan tebu di Situbondo sangat memungkinkan, karena nantinya akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dengan lahan yang sangat potensial untuk ditanami tebu.
"Solusi yang bagus, ya penambahan lahan," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, anggota Komisi II DPRD Situbondo, H Faisol mengatakan, penutupan itu akan terjadi PHK karyawan besar-besaran.
Selain itu, DPRD juga ingin mengetahui alasan alasan ada rencana penutupan PG tersebut, sehingga pemerintah daerah bersama-sama memperjuangkan agar PG tidak ditutup.
"Yang harus kami perjuangkan, tentunya para pekerjanya," kata dia.