Ritual Meboros, Berburu Kijang di Hutan Jelang Upacara Pujawali Alit
Pencarian lokasi meboros sudah dilakukan beberapa hari sebelum dilaksanakan agar lebih mudah menemukan kijang saat ritual.
Editor: Dewi Agustina
Sampai di pura desa, kijang itu diupacarai sebelum disembelih untuk bukakak.
Setelah itu, bukakak dipanaskan dengan api atau dihangatkan sampai tiba waktunya upacara pujawali alit tiga hari kemudian.
Kelian Desa Pakraman Busungbiu, I Nyoman Dekter mengatakan, antara ritual meboros dengan pelaksanaan upacara pujawali diberikan tenggat tiga hari untuk memberikan kesempatan kepada pemburu sampai mendapatkan kijang.
Beruntung kali ini kijang sudah didapatkan hanya dalam waktu sehari.
"Kalau sampai tiga hari tidak dapat kijangnya maka pujawalinya harus diundur, karena kijang menjadi sarana upacara yang harus dipenuhi di desa kami. Tanpa kijang upacara tidak bisa dilakukan," kata Dekter.
Upacara pujawali akan dilaksanakan Sabtu (15/10/2016).
Ketika itu bukakak akan dibuat lawar dan dibagikan kepada ribuan krama desa.
Saat pujawali ini cukup seekor kijang sudah memenuhi persyaratan untuk dijadikan sarana upacara.
Berbeda dengan pujawali agung yang membutuhkan minimal dua ekor kijang, satu untuk bukakak dan satu lagi untuk lawar.
Upacara pujawali ini dilaksanakan setiap lima tahun dua kali.
Jarak waktu antara pujawali agung menuju pujawali alit dua tahun, sedangkan dari pujawali alit ke pujawali agung tiga tahun.
"Kami pakai kijang sebagai sarana upacara karena memang sudah dari leluhur kami dari dulunya sudah seperti itu, tanpa kijang upacara tidak bisa dilaksanakan," kata dia.
Sementara itu, sehari sebelum pelaksanaan ritual meboros, Selasa (11/10/2016) petang sekitar pukul 19.00 dilaksanakan ritual upacara ngajet di pura desa.
Ini dilaksanakan supaya ritual meboros yang dilaksanakan keesokan harinya berjalan lancar.