Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lia Borong Buku Tengah Malam, Habiskan Rp 70 Juta dalam Sepekan

Warga Surabaya beranak satu ini sengaja berburu buku di pameran buku terbesar di Asia Teng gara pada tengah malam hingga menjelang pagi.

Editor: Mohamad Yoenus

Namun, antusias yang dirasakannya membuat dia meminta untuk mengirimkan lagi 1.000 kardus sebagai stok agar buku dari penerbitannya tetap laris.

"Setiap malam kondisi begini dari pukul 02.00 hingga 03.00 Wib, bahkan jika hari libur ramai banget," jelas Jodi.

Ia mengaku untuk even ini di Kota Surabaya sudah cukup bagus dalam penampilannya. Namun permasalahan tempat pameran yang belum siap lahan parkir sehingga membuat kemacetan menjadi masukan kedepannya kepada penyelenggara.

Project Manager BBW Books, Chr istine Lim mengatakan, ide pameran 24 jam itu dilatarbelakangi kesibukan warga kota besar seperti Surabaya, yang tidak punya cukup waktu ke toko buku.

"Dengan sistem 24 jam, semua kalangan bisa membeli buku setelah beraktivitas di kantor maupun sekolah. Mereka bisa memilih sendiri waktu yang tepat untuk berkunjung, tanpa memikirkan kemacetan," ujar Christine yang merupakan warga Malaysia.

Surabaya merupakan kota kedua pelaksanaan BBW Book Sale di I ndonesia, setelah Jakarta pada akhir April 2016.

Sebelumnya, acara serupa juga pernah dilaksanakan di Malaysia dan Thailand, dengan jumlah buku mencapai 3,5 juta unit di setiap evennya.

Berita Rekomendasi

Christine menargetkan 95 persen dari 2 juta buku terjual. Pihaknya bersama Mizan menjadi 'duo exhibitor' pada iven itu.

Untuk sponsor, BBW didukung penuh Bank Mandiri, MetroTV, Uber Taxi, dan Decolith.

Sedangkan 20an penerbit lokal dan internasional turut meramaikan pameran akbar itu.

"Antusias pengunjung sangat besar. Panitia menyediakan jutaan buku terkenal, 44 kasir, serta 600 petugas yang bekerja shift, untuk membantu pengunjung menemukan buku favoritnya, " kata Christine, dan menyebut hall yang digunakan hanya 5 ribu meter persegi, lebih kecil dari Jakarta yang memiliki luas 10 ribu m2.

Sedangkan Kuala Lumpur menjadi hall yang terbesar se- Asia Tenggara yaitu 16 ribu m2.

Dia menambahkan, untuk memudahkan pengunjung berbelanja buku, pihaknya menyediakan troli ukuran besar serta jasa porter gratis.

"Barang yang sudah dibeli dapat kami antar ke mobil pengunjung lewat pintu depan JX. Tidak ada biaya tambahan, masuknya saja gratis," kata Cristine meyakinkan.

Saat ditanya asal usul nama Th e Big Bad Wolf, christine mengaku terinspirasi dari dongeng populer "The Big Bad Wolf."

Di Indonesia, dongeng tersebut lebih dikenal dengan nama "Gadis Kecil Berkerudung Merah bersama Serigala Jahat".

"Cerita ini sangat mendunia. Oleh karena itu, kami mengadopsi nama tersebut sebagai ciri khas perusahaan, dan membuat banyak orang penasaran," jelasnya. (*)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas